Laman

Selasa, 23 Juni 2020

The Trigger

Hai, blog?
Terhitung 6 bulan sejak tulisan terakhir. Kemajuan berarti ya? Kan belum sampe setahun :D

How's my life? It's hard but still good in many ways.

Akhir tahun lalu, pas aku nulis post terakhir, aku bilang aku udah baik-baik aja kan?
Ya memang iya sih, udah baik-baik aja.
Tapi sejujurnya, masih ada yang mengganjal waktu itu.
Kayak masih ada sebagian kecil perasaan nggak terima, karena aku belum tahu penyebab masalahku apa, dan aku butuh tahu.
Jenuh doang nggak mungkin se-powerful itu sampai breaking me down like scattered glass (anjay kayak lagu).
Jadi aku terus berusaha cari tahu, tanya sana-sini, konsul sana-sini.

Senin, 30 Desember 2019

Fighting The Battle (Sekedar Curhatan Sampah Biar Plong)

30 Desember 2019

Hey-yo, everyone..
It has been 2 years since my last post.

Buat yang agak heran kenapa blognya mati suri lama banget, jangan khawatir ya..
Blognya kok yang mati, aku alhamdulillah masih diberi kehidupan.

Sejak akhir 2017 aku ngerasa lebih happy aja hidupnya.
Banyak banget kejadian seru yang terjadi tapi bahkan satu pun nggak aku tulis (abaikan kata sapa yang ganti-ganti kadang pakai aku kadang pakai saya).
Kenapa nggak ditulis?
Karena aku lebih menikmati hidup aja sih kayaknya.
Rasanya selama ini aku super aktif nulis kalau lagi stres, pusing atau patah hati.
Berhubung hidupku baik-baik saja ya absen nulis deh hahaha (mana janjimu dulu yang katanya mau rutin nge-blog hei Dian pembohong).


Oke, kalau hidupku baik-baik saja, terus kenapa tulisan ini tiba-tiba muncul?

Ini masalahnya, beberapa bulan lalu, entah kenapa tiba-tiba tingkat stresku naik dengan cukup signifikan, sampai-sampai aku kewalahan sama diriku sendiri.


Kamis, 19 Oktober 2017

Pekerjaan dan Pilihan

I'm back..

Hmm, kadang saya bingung mau isi blog ini dengan apa.
Karena faktanya, kehidupan pasca kuliah itu monoton sekali.
Yang lanjut kuliah ya gitu-gitu aja, thesis lagi, dosen lagi, ujian lagi.
Yang kerja ya kaya gitu, proyek lagi, lembur lagi, escape buat liburan, ketemu senin lagi.
Yang freelance juga, hectic kerja, terus kosong lama, hectic lagi.
Apalagi yang pengangguran, pusing cari kerja tiap hari, dinyinyirin pula.

Oiya, btw, ngomongin kerja nih.
Di post sebelum ini saya nulis sesuatu.
Yang cukup meresahkan beberapa teman.
Karena ngga lama setelah itu jadi pada tanya kabar saya.

Tapi terlepas dari puisi yang kadang saya buat karena iseng,
that time I wrote it based on my situation.
Ngga exactly 'that time' sih situasinya, tapi beberapa waktu sebelum itu.

Saya pernah nulis tentang keluarga saya yang sering dinyinyiri karena status saya yang tidak bekerja.
Saya pengen ralat itu sebenernya.

Minggu, 15 Oktober 2017

Perang(nya)


Di tengah terpaan angin ia masih melangkah
Kadang terhenti kadang goyah
Jauh dalam batinnya panji masih berkibar
perang masih berkobar
Antara dua egoisme saling kontras
untuk menjadi biasa
atau berbeda

Cahaya itu masih bersinar dalam ucapnya
Lentera itu masih berpendar dalam tatapnya
Ia memang berbeda
dan selalu ingin menjadi berbeda
Karena baginya itu istimewa

Namun terpaan angin ini kian membuat gusar
Mengganggu nyala sang lentera yang susah payah ia pertahankan
Kala kemauannya mulai dipersalahkan
Kala keputusannya mulai diragukan
Kala keyakinannya mulai dipertanyakan
dan keteguhannya dipertaruhkan

Perang ini tak kunjung usai
Entah..
Mungkin tak semua peperangan harus dimenangkan
Mungkin memang Tuhan menghendaki demikian

Ia sadar kian melemah
Tapi menyerah tak pernah diizinkannya singgah

Apapun akhirnya, ia tahu ia harus berusaha
Apapun ujungnya, berjuang adalah kewajibannya
Demi lentera yang selalu ia nyalakan
Demi dirinya yang susah payah ia temukan

Selasa, 30 Mei 2017

Dunia yang Sempit

Saya masih ingin menulis tentang pernikahan.
Bukan, bukan baper atau kebelet pengen. Karena sedang masa-masanya banyak yang nikah saja (sampai bingung kalau mau kondangan soalnya banyak ini undangannya).

Kali ini saya ingin bercerita tentang beberapa teman saya yang sudah menikah. Teman olimpiade dulu lebih tepatnya.

Penyakit Umur 20-an

Hey all.. 
Sudah 5 bulan, saya baru muncul.
Di tulisan sebelumnya saya menyebutkan keluarga kami akan punya hajat Desember tahun lalu. Molor sedikit sih, tapi tetap sekitar-sekitar itu.
Alhamdulillah kakak saya sudah menikah.
Nih fotonya pas akad.


Cantik kan? Siapa dulu juru makeup-nya.. Hahaha.
Foto pas resepsi ngga diupload ah, makeup-nya menor, pakai orang salon sih, saya kan males lihat makeup-makeup yang begitu.
Oiya, alhamdulillah lagi kakak saya sekarang sedang hamil keponakan saya yang pertama. Baru jalan 3 bulan kalau tidak salah.
You know what? Waktu pertama tahu kakak saya hamil, bapak langsung joget-joget. Sambil nyanyi-nyanyi "Arep nduwe putu, arep nduwe putu". Kocak lah si babeh.
Semoga sehat dedek sama ibunya sampai lahiran, sehat teruuuss biar si dedek bisa ngerusuhin tantenya ini.


Kali ini saya ingin menulis hal yang paling sering dibicarakan orang-orang umur 20-an.
Menikah.
Kok topiknya ini? Mmm, sebenarnya mau yang lain tapi kemarin ada yang request sih jadi diturutin dulu.

Minggu, 18 Desember 2016

Alergi yang Aneh

Maaf ya, Desember sudah jalan setengah blognya baru diisi lagi.
Ngeblog via hp rempong soalnya. Nulisnya lama, koneksinya juga suka tiba-tiba muncul tiba-tiba hilang (omahmu ndeso og, nduk).
Kalau pakai laptop boros kuota, hahaha, ribet amat hidup saya.
Lagian kemarin-kemarin masih sibuk ngurus sesuatu (yang sayangnya tidak berujung indah-- asa mirip lirik lagu).

Oiya, ceritanya, sejak berminggu-minggu-minggu lalu (lupa berapa minggunya) saya mengalami gejala gatal-gatal mirip alergi.
Jadi di kaki saya tiba-tiba muncul bintik-bintik merah, seringnya disertai gatal. Tidak hanya bintik merah tapi juga bengkak.

Pertama kali mulai seperti ini, saya olesi saja kaki saya dengan sumcream atau minyak kayu putih.
Dalam 3 hari akhirnya hilang sendiri.
Sekitar seminggu kemudian kumat lagi, saya lakukan hal yang sama dan hilang lagi.
Saya pikir mungkin kasur saya kurang bersih, jadi saya langsung bersih-bersih kamar sebersih-bersihnya.
Eh, beberapa hari kemudian masih muncul lagi. Dan saya mulai bingung.
Akhirnya saya mencoba meredakannya dengan obat-obat antihistamin, biasanya 2 hari sudah mendingan.

Yang paling parah terjadi 2 minggu yang lalu.
Ceritanya saya mau nutor olimp di kebumen, tapi saya harus ke Bandung dulu sehari sebelumnya.
Akhirnya saya berangkat Senin malam dari rumah menuju Bandung, lalu Selasa sorenya langsung naik kereta ke Kebumen.
Senin pagi, sebelum berangkat, bintik-bintik merah muncul sedikit di kaki saya, karena sedikit,saya biarkan saja paling nanti hilang sendiri. Pergilah saya ke Bandung dengan santainya.
Sampai di Bandung, saya mulai kesulitan berjalan, kaki rasanya sakit.
Setelah mulai siang saya baru sadar kalau kaki saya bengkak parah.
Tapi karena saya harus bolak-balik kemana-mana, saya tidak sempat mengobati maupun memperhatikan kaki saya.
Sampai pada akhirnya, ketika saya menunggu kereta, di toilet stasiun, saya kaget sendiri melihat kaki saya.
Kaki saya bengkak dan penuh bintik-bintik merah dari bawah lutut sampai telapak kaki.
Luar biasa, pantesan sakit banget buat jalan.
Untungnya alas kaki saya agak tinggi, jadi telapak kaki saya yang bengkak tidak langsung jadi tumpuan, jadi masih bisa jalan walaupun sakit.