Laman

Kamis, 28 Mei 2015

ITB Juara :D

Hai hai. Pengumuman nih, tadi malam pengumuman ONMIPA 2015 diselenggarakan. And guess what? ITB juara umum lagi dong. Alhamdulillah.. Kalian super kece, teman-teman. Btw, ini post nya si Tamaro di instagram..

Dari 8 peserta bidang Matematika, 5 orang mendapat medali. Dugaanku 6 sih, meleset sedikit. Tapi tidak apa-apa, itu tetap luar biasa.

Turut bahagia dengan kabar gembira ini. Selamaaat, sukses terus semuanya. Buat yang medalis matematika, ayo semangat seleksi IMC nya. Aku nggak mau kalah sama kalian :)

Minggu, 24 Mei 2015

It Was Your Birthday, Right?

Bagiku kau seperti bayangan.
Meski seringkali lenyap dalam gelap, namun hadirmu buatku yakin aku tak sendiri di tengah teriknya hari

Happy birthday, Big Boy.. Maaf terlambat.
Semoga umurnya diberkahi Allah, urusannya dilancarkan, dan tetap jadi orang baik hati, amiin.
Wherever you are, whatever you do, jangan lupa makan, jangan lupa istirahat, jangan lupa ibadah dan jangan lupa kabari orang tua.
Hey, kau, satu-satunya orang yang bisa mengalahkan gengsiku (meski tidak selalu), aku hanya ingin menutup pesan ini dengan.. Aku kangen, dan aku masih disini masih menunggumu :)

Senin, 18 Mei 2015

My Third HM

Hari ini OSN 2015 tingkat SMA dimulai lho, jadi ingat jaman muda *weiisss*. Terus sedih kalau lihat sekarang. Aaaah, cupuuu, Dian cupuuu. Dulu keren deh aku *memuji diri sendiri, biarin ah, nggak ada yang muji sih*, kok sekarang begini ya? Mana nggak diikutin ONMIPA lagi, medali hanyalah angan :(

Bulan lalu, tepatnya 21 April, hasil ONMIPA regional diumumkan, dan.. Tidak ada namaku. Padahal kalau dilihat di buku panduan tahun ini seharusnya masih ada namaku dan Anto, tapi nihil. Terus sediiihh, kan pengen jalan-jalan *salah fokus*. Lumayan refreshing.. Sambil pemanasan buat seleksi IMC, biar terbiasa lihat soal begituan lagi. Apalagi tahun lalu, di ONMIPA aku dapatnya HM (iya, HM, yang selisih skornya sama perunggu cuma 1 poin itu, nyesek ya? Hahaha) Kan pengen dapat medali sekali-kali. Kalaupun bisa ikut IMC lagi (amiin ya Allah, amiin) dapat medalinya susaah euy huhuhu.. Yah sudahlah, doakan saja di seleksi IMC nanti lancar dan bisa ikut IMC lagi, amiin.

Hari itu, karena sedih dan pundung, akhirnya aku berusaha cari pelampiasan. Mengingat ada 2 film inceran yang belum ditonton, aku tancap gas ke BIP, maraton aja mumpung ada waktu.

Tadinya berniat nonton sama Cindy tapi jadwal kosong kami susah disatukan, mana kadang aku tiba-tiba gantiin ngajar les, tambah susah. Daripada wacana, mending sendiri yang penting kesampean. Maaf ya, Ciinn.. Nah bodohnya aku, aku nonton bulan di atas kuburan belakangan. Niat awal cari hiburan, pulang-pulang malah kebawa sedih sampe kosan -_-" Tapi sedih ini tidak berlangsung lama, karena ada kabar baik yang menghibur yaitu hasil MCM-ICM.

Bulan Februari lalu, aku mengikuti lomba pemodelan, namanya MCM (Mathematical Contest in Modeling), kalau yang satu namanya ICM (Interdisciplinary Contest in Modeling). Namanya juga pemodelan, tentunya di awal kami diberikan beberapa permasalahan yang bisa dipilih untuk kemudian dibuat model penyelesaiannya dan paper yang menjelaskan tentang model itu. Yang penasaran detilnya, bisa buka web nya . Untuk menyelesaikan model ini kami diberi waktu 4 hari (atau 5? Ya kira-kira segitu lah). Agar kami fokus mengerjakan tugas kami, kami dianjurkan menginap di kampus. Ada 5 ruangan di Labtek III (gedung Matematika) yang dikosongkan yang dapat digunakan sebagai 'tempat bekerja' kami, yang jika malam mulai larut berubah menjadi tempat tidur. Masalah makanan, jangan khawatir, terjamin kok, melimpah bahkan hahaha.

Tahun ini ITB mengirim 5 tim. Sebelumnya, ada beberapa tim yang berminat tapi setelah diseleksi, 5 tim ini yang terpilih. Dari 5 tim ini, 3 tim berasal dari angkatanku, sebut saja Tim Statistik (Stella, Tria, Caca), Tim Diskrit (Dimi, Fetra, aku) dan Tim Cina (Davin, Leo, Yohans). 2 tim sisanya dari angkatan 2012, sebut saja Tim Hijab (Eva, Desi, Nurul) dan Tim Smart (Selly, Elsa, Gope).
Kalau malam tiba, aku dan Gope berkeliaran mengungsi ke ruangan tetangga untuk numpang tidur. Sedih memang.. Tapi serunya, berhubung saat itu weekend, ITB sepiii, rasanya kami yang berkuasa jadinya :D

Kembali ke pemodelan. Di hari pertama kami memilih problem dan mulai corat-coret menentukan apa yang harus dilakukan. Akhirnya, 4 tim memilih MCM, dimana tim statistik dan diskrit memilih problem B (tentang pencarian pesawat hilang) dan tim hijab dan smart memilih problem A (penanggulangan ebola). Sisanya, tim Cina (habis isinya kokoh-kokoh semua) memilih ICM yaitu problem C.

Hari pertama dan kedua suraaam. Ini 5 tim kerjaannya sama, kalau pusing langsung keluar ruangan cari makanan atau gangguin tim lain. Aku sukanya gangguin tim statistik, ngeriweuhin Stella atau ngusilin Tria. Tapi pas balik ke ruangan sendiri sudah ada kokoh-kokoh yang ngajakin ngomongin orang (itu lho, ibu penghuni ruangan sebelah). Kalau bukan ngomongin orang, mereka ngomongin yang enggak-enggak. Tahu kan pembicaraan lelaki? Dan tiap kali aku ehem-ehem, mereka cuma bilang, "selow lah, Sito ini, nggak papa kalau dia yang denger, kalau sama cewek baru malu". Lhah, gender-ku disamakan ternyata. Kalau nggak, sudah ada Gope, tidur-tiduran di kasur yang dipakai tidur Dimi (ini kasurnya bukan diberdiriin malah ditaruh aja, kata Dimi sengaja, biar orang-orang tergoda). Kacau pokoknya. Apalagi badan masih lemas belum sembuh benar. Malahan pas hari pertama dijengukin Cindy, AK, Akmal dan dianterin Akmal juga buat ambil obat huhuhu. Maaf ya ngerepotin mulu.. Udah gitu aku ngerjainnya sambil setengah bego lagi, maaf ya tims. Ternyata yang tadinya terlihat mudah sebenarnya tidak mudah.

Di hari ketiga akhirnya pencerahan datang. Model sudah lumayan, tapi masih butuh banyak disempurnakan. Hari terakhir disibukkan dengan menulis paper (Fetra masih utak-atik program, masih ada yang mengganjal katanya). Bahkan di malam terakhir itu hampir semua tim begadang. Tahu hal konyolnya apa? Malam itu, sudah tahu paper belum selesai, koh Davin malah ngajak pesen PHD. Katanya, "Tahun lalu juga kami gitu, berbahagia dulu sebelum submit paper, biar tambah semangat juga ngetiknya kalau udah makan enak". Entah itu teori darimana, kami yang juga terserang virus lapar tengah malam mengiyakan omongan Davin. Makan-makan selesai, bukannya semangat ngetik, malah ngantuk karena kenyang. Si kokoh nih biang keladi. Biar melek, akhirnya aku ngemil jeruk, pilih yang kecut, sambil buka youtube putar lagu Jamrud, Fetra ngedoping (minum kopi hitam maksudnya) sampai 3 gelas sambil puter lagu kebangsaan (Maroon 5), Dimi yang nggak kuat akhirnya memilih tidur dan minta dibangunkan 1 jam kemudian.

Jam 6 pagi semua beres, tinggal submit dan untungnya ITB tidak mati listrik (tahun lalu mati listrik katanya, makanya pada rempong). Setelah mengurusi berkas ini-itu dan beres-beres ruangan masing-masing kami pulang dan tepar (bahagia banget lihat kasur di kosan).

Pertengahan April, hasil diumukan. Tidak percuma sih, walaupun belum bagus-bagus amat tapi perolehan tahun ini lebih baik lah dibanding tahun sebelumnya. 3 tim dari angkatanku semua mendapat Honorable Mention (HM lagi, Dian?). 1 tim (tim Smart) mendapat Meritorious Winner dan 1 tim terakhir (tim Hijab) mendapat SP (Successful participant).

Well, this is my third HM (I hope it'll be the last). Masih bisa IMC kan, Tuhan? Boleh dong ikut lagi, boleh juga kan dapet lebih dari HM? Pengen dapet medali nih *mulai ngarep*. Kenyang sama HM hehehe.

Sabtu, 16 Mei 2015

Sedih Tapi Kuat Kok

Hei, sudah Mei ternyata. Perkuliahan semester 8 selesai, tapi belum resmi selesai, mengingat UAS masih banyak dan semester pendek juga belum dilewati. Alhamdulillah sudah semangat TA (baru mulai? maklum deadliner) hahaha. Semoga lancar ya Allah, amiin. Many things happened, khususnya Maret-April kemarin. Banyak yang mau ditulis tapi lupa terus. Jadi diceritainnya satu-satu deh ya *nyicil ceritanya*..

Di tulisanku sebelumnya, aku cerita tentang rasa malasku ngerjain TA dan upaya refreshing-nya yang cukup terhambat karena ada sedikit masalah hati *wejiaan*. Tapi serius, memang beneran bermasalah waktu itu.

Ceritanya akhir Februari, tanggal 20, aku berniat pulang menghabiskan weekend di rumah, sekalian ada acara keluarga. Sayangnya itu batal karena jadwal kegiatan yang tidak bersahabat. Jumat ada kuliah sore, Sabtu dan Minggu ada kegiatan wajib rutin beswan, Senin malam mengajar privat. Sedih sih. Akhirnya pas hari Kamis aku telpon rumah dan bilang bahwa aku batal pulang. Orang rumah biasa saja, tidak ada masalah. Masalahnya di minggu depannya..

Seminggu kemudian, aku tidak menelepon rumah, tepar karena pulang kemalaman. Jumatnya, bertepatan di tanggal lahirku, bangun-bangun aku buka HP, berharap ada 2 pesan disana, ibu dan mbak. Aku kan hanya butuh tahu bahwa ibu ingat hari ulang tahunku. Tapi, nihil.. Sedihnya tambah. Ya sudah, dengan agak malas siangnya aku ke kampus. Di kampus ternyata si emak (Cindy) nyariin, akhirnya dia dan AK (Akmal juga dihitung deh) nyamperin sebelum aku masuk kelas cuma buat bilang happy birthday dan nyuruh aku ketemu mereka dulu sehabis kelas. Ternyata, Cindy masak puding dan ngajak makan berempat sehabis kelas. So sweet banget nggak sih anak satu ini. Terima kasih banyak pokoknya, you're my moodbooster that day. Mana habis itu waktu aku buka HP ada 2 pesan. Siapa lagi? Ibu dan mbak. Alhamdulillah, sedihnya hilang. Katanya ibu ngga sempat sms pagi-pagi. Agak heran sih, jarang-jarang ibu telat ngucapin. Tapi biar deh, yang penting ibu sms, udah lega.

Sore itu, aku juga ada kumpul dengan anak-anak Mathco mengingat sebentar lagi ganti kepengurusan. Dan ternyata ada yang beliin kue untukku dan seorang adik tingkat yang juga berulangtahun hari itu. Well, thanks, guys. Mathco yahud euy.

Sayangnya happy ini nggak bertahan lama. Malamnya, aku telepon rumah mengingat malam sebelumnya tepar. Awalnya pembicaraan kami biasa, tapi di akhir ibu bilang, "nduk mbok bali nek bisa", dan dengan alasan yang sama aku menjelaskan aku tidak bisa pulang. Tapi rasanya aneh. Saat aku tanya ada apa, ibu bilang, "yo ora popo, mung pengen dian bali, tapi nek nduk pancen ora bisa yo wes." Ditanya-tanya lagi pun jawabannya sama, tidak ada apa-apa. Habis salam telepon tutup. Nah kan, curiganya nambah. Pasti ada hubungannya dengan ibu yang tadi pagi nggak sempat sms. Ini pasti ada sesuatu yang ditutupi.

Akhirnya seperti biasa, aku berusaha men-distract diri sendiri, ngerjain ini-itu agar lupa walaupun sebentar. Eh, susah.. Malah tambah kepikiran. Dua hari kemudian semuanya memuncak. Pengen pulang tapi nggak bisa. Mau ngapa-ngapain nggak konsen. Mau cerita bingung sama siapa. Aku memang suka bercerita banyak hal, tapi kalau ada masalah apalagi tentang keluarga, aku sangat selektif memilih tempat bercerita. Lagipula, kalaupun ada tempat bercerita, aku bingung harus mulai darimana dan apa yang harus dikatakan. Jadi pada akhirnya malam itu aku hanya bisa menangis lama. Berharap keluargaku dilindungi dan semuanya baik-baik saja.

Esok paginya aku sudah mulai tenang walaupun mataku bengkak. Dan aku putuskan sms ibu, bilang kalau memang ada hal penting yang harus dilakukan, lakukan aja nggak perlu tunggu Dian, Dian bantu doa dari sini dan beliau hanya membalas "iya nduk". Walaupun belum plong tapi lebih lega.
Pada akhirnya selalu begini, seberat apapun itu aku masih kuat hadapi masalahku sendiri. Kalau sedang rapuh-rapuhnya selalu merasa butuh tempat luapan curhat, tapi lagi-lagi tembok kamar selalu cukup jadi tempat bercerita. Strong, Yan, strong!

Masuk bulan Maret, ada libur hari raya Nyepi, yang kebetulan jatuh di weekend. Bisa pulang juga nih :3 Sampai rumah aku dan keluargaku banyak bercerita. Ternyata memang ada sesuatu saat itu but that's okay now. Jadi, aku tidak perlu khawatir lagi :)

Btw, tadi banget, aku mimpi sedih. Aku mimpi ibu, bapak, dan mbakku nggak ada. Naudzubillah ya Allah, jangan dulu, aku masih sangat butuh mereka.
Dulu pas aku SD aku pernah bermimpi ibu nggak ada, bangun langsung nangis teriak-teriak panggil ibu, terus langsung berhenti pas ibu nyamperin ke kamar.
Pas SMP aku mimpi adikku nggak ada, nggak pake teriak sih tapi bantalku super basah dan bangun pun masih sesenggukan.
Beberapa minggu lalu aku mimpi bapak nggak ada, sama seperti saat mimpi adik, nangisnya dalam mimpi, jadi bangun tinggal sesenggukannya.
Nah yang tadi pagi parah. Bangun bantal sudah basah, ditambah masih nangis kebawa sedih, nangisnya bukan main pula, 40 menitan, sekitar sejam setelah bangun baru bisa tenang dan berpikir jernih. Aku takut beneran. Kalau kejadian kan aku nggak tahu harus gimana. Kuliahku belum selesai, adikku sebentar lagi masuk SMA, akunya juga pasti shock berat. Nggak kebayang gimana rasanya karena aku pasti tidak kuat tapi aku tidak bisa terus-terusan nangis apalagi di depan adikku. Kakak itu contoh buat adiknya, kalau aku begitu kan kasihan adikku. Makanya tadi nangisnya lamaaaa.. Jangan dulu, ya Allah. Lindungi keluargaku, amiin.
Ya sudah, ceritanya gitu. Kalau ngomongin keluarga bisa keterusan kalau nggak direm hahaha. See you in the next post :D