Laman

Minggu, 14 Agustus 2016

Album Tulus : Monokrom (2)

Lanjutan post sebelumnya, kita beranjak ke nomor 8

8. Langit Abu-Abu

Yang ini nuansanya sedih.
Ceritanya si cowok ini jadi tempat berkeluh kesah seorang cewek. Tapi pada akhirnya si cewek dengan jahatnya malah kembali dengan pasangan sebelumnya.
Udah gitu, dia masih sering kontak-kontak cowok ini, butuh tempat curhat mungkin.
Ya memang enak sih soalnya curhat sama cowok. Ngga banyak drama, hahaha.
Intinya si cowok ini seakan terjebak friendzone. Sedih memang.
Apalagi irama di ujung lagu Tulus mengulang kalimat "Kau dimana?" dengan penuh penghayatan. Duh.

"Entah apa maksudmu yang ku tahu sayangimu aku telah keliru
Ayo tulis di buku harianmu
Kelak jelaskan bila engkau punya waktu
"

9. Sewindu

Ini dia lagu yang pertama kali aku kenal. Semua orang sudah tahu lah ya dengan lagu satu ini.
Tentang cowok yang naksir seorang cewek sejak sewindu sebelumnya.
Cowok yang selalu berusaha membahagiakan si cewek.
Tapi apa daya, yang baru memang terlihat menggiurkan.
Akhirnya si cewek pergi dengan yang baru, dan mau tidak mau si cowok harus merelakannya.

"Jujur memang sakit di hati bila kini rasanya engkau memilih dia
Tak kan lagi ku sebodoh ini larut di dalam angan, angan tanpa tujuan
"

10. Kisah sebentar

Yang ini juga track lama. Musiknya lebih bersemangat.
Sesuai judulnya, tentang kisah sepasang manusia yang manis di awal tapi berakhir dengan penuh tanya hanya dalam waktu yang singkat.

"Kau buatku tergila-gila, tunduk hati aku setia
Selayaknya sihir kau buatku terjatuh
Tapi tak berlangsung lama, kau tinggalkan aku
Kau pergi berjejak tanya
"

Album Tulus : Monokrom (1)


Hei semua..

Kali ini aku sedang ingin bahas masalah lagu nih.
Mohon dimaklumi, sebagai manusia yang suka banget nyanyi dari nggremeng-nggremeng aja sampai teriak ngga karuan, kalau musisi favoritnya launching album baru pasti langsung heboh. Hahaha.

Bulan ini bulan Agustus.
Kemarin di awal bulan, Tulus launching album baru, guys.
Uwaaaaaa.
Langsung deh tongkrongin youtube :)

Ceritanya dulu aku pertama suka kak Tulus karena lagunya yang "Sewindu" sering diputar di radio (bawaan dari SMP sih jadi pendengar radio yang baik).
Terbawa renyahnya suara kak Tulus, jadi penasaran juga sama lagu-lagu yang lain.
Dan setelah diputar, terbukti tidak mengecewakan.
Musiknya sebenarnya sederhana, tapi kemasannya unik.
Dan itu sesuai dengan selera musikku yang pop-jazz.
Mana kak Tulus rasanya benar-benar tulus lagi dalam menulis lirik lagunya.
Tidak melulu soal cinta dan cinta, tapi juga tentang hidup.
Pemilihan diksinya juga oke.
Ngga ecek-ecek pokoknya lah, lagu-lagu Tulus ada "isi"-nya.

Tidak hanya itu, ada lagi, personality.
Low profile banget musisi satu ini. Sukaaaa deh.
Dia juga tidak terlalu ngotot merilis album baru terus-terusan.
Lebih baik 2-3 tahun sekali tapi lagunya "berisi" dan berhasil tentunya.
Ya kalau artis K-pop cem-cem Bigbang lah ya.
Tidak terlalu rutin seperti musisi lain dalam merilis lagu.
Kalaupun album keluar, lagu barunya pun tidak sampai belasan.
Tapi ya itu, lagunya memang bagus.

HP Dan Kenangan

Sekitar semingguan ini akhirnya aku memanfaatkan slot simcard kedua di hp Lenovoku.
Kenapa?
Karena hp flipku sayang telah tewas mengenaskan, huhuhu.
Jadi nomor IM3-nya pindah rumah sekarang.

Kejadiannya sebenarnya salahku sendiri sih.
Berhubung aku orangnya teledor, dalam 5 tahun ini entah hp ku sudah terjatuh berapa kali.
Sejak awal tahun lalu bagian porosnya (apa sih namanya? Aku ngga tahu. Pokoknya yang jadi poros pas hp nya dibuka) mulai retak.
Dan lama-kelamaan retaknya melebar dan membuat layarnya mudah goyang-goyang, karena porosnya sudah longgar.

Sampai akhirnya puncaknya pun terjadi.
Hari itu aku sedang super duper emosi.
Marah-marah terus dari pagi padahal tidak ada apa-apa. Bawaan PMS. Ah, kampret memang.
Nah, pas siang-siang, mbakku telpon, berhubung dia juga sedang uring-uringan huga hari itu, aku malas mengangkat telponnya.
Lha wong lagi suntuk malah diganggu sama ringtone hp.
Ya akhirnya aku lempar ke Luqman deh biar Luqman yang angkat.
Eh, kebablasan. Meleset cuy lemparannya.
Dan pyar.
Hp ku terpisah jadi dua ditambah beberapa perintilan yang pecah.
Fatal. Mau dibenerin ngga bisa. Orang kabel-kabelnya putus, skrupnya juga hilang. Lagian harganya juga nantinya malah tidak seimbang.
Kalau mau ya mending beli baru, tapi aku nggak mau ding. Belum butuh.
Jadi ya sudah, kurelakan dirinya pergi bersama kenanganku dan dirimu (dirimune ki sopo nduk? Hahaha)

Hp ini bertahan menemani hidupku selama 5 tahun terakhir. Kamu hp terlamaku sejauh ini sih.
5 tahun lho, hebat.
Dulu sejak pertama punya hp sendiri saat kelas 9 SMP, tidak sampai setahun hp ku ganti.
Kadang rusak, kadang hilang.
Bukan songong ya ini. Ini malah cenderung memprihatinkan.
Karena di SMA kan dulu hpnya harus hp cupu yang non kamera dsb itu. Aku males dong beli baru, jadi aku cari yang second, tapi ya itu, namanya juga second wajar kalau mudah rusak.

Terima kasih, Samsung flip GT-C3520, atas kesediannya menemani.
Telah jadi saksi banyak hal.
Dari jaman tingkat satu yang masih cups (sekarang masih sih), yang nongkrongnya di selasar CC Barat atau Labtek VIII, lihat lalu-lalang orang lewat sambil ngerjain tugas bareng geng TPBabes,
terus berpindah tongkrongan ke Aula Timur karena sudah jadi anak PSTK,
dan berpindah lagi ke basement Labtek III karena sudah jadi anak HIMATIKA,
hingga sekre digusur dan pindah ke basement Labtek VIII.

Terima kasih juga sudah jadi saksi perjalanan menjadi panitia OSKM, panitia pagelaran TW 42, panitia di acara himpunan, kamu pasti lelah jarkom-jarkom terus.
Sampai akhirnya kamu mulai sepi jarang di-sms, di-telpon, maupun dijarkom setelah aku lulus.
Ada ding, Indosat yg sms. Hahahaha.

Terima kasih lagi telah menjadi teman memperjuangkan segalanya.
Di-sms dosen pertama kali karena lolos seleksi ONMIPA pas tingkat satu,
telpon travel sana-sini pas mau berangkat OSN Pertamina,
sinyal kacau jadi miscom dengan dosen dan berakhir dengan nilai BC dan E di akhir semester itu (untung tidak ku masukkan transkrip nilainya),
sms-sms riweuh geng wacana kalau mau jalan-jalan,
ditelpon temen-temen IMC karena tidak masuk kelas pas pembinaan padahal ketiduran,
media merekam pemandangan Turki dan Bulgaria (jelek-jelek gitu pernah ke luar negeri ini hp),
ditelpoin Taufiq dan Hazmy mau ditinggal travel buat balik ke Bandung karena (lagi-lagi) aku ketiduran,
sms-sms reminder bimbingan dari anak-anak babeh Edy,
sms-sms tawaran nutor olim dari sana-sini,
sms reminder jangan lupa minum obat dari ibu.
Duh, banyak ternyata.

Selain terima kasih, maaf seharusnya jauh lebih banyak ya.
Maaf karena tidak bisa menjaga barang dengan baik,
hpnya aku kasih kutek jadi aneh, niatnya biar tidak ada maling yang berminat mencuri hehehe,
maaf sering jadi pelampiasan kalau sedang jengkel,
maaf sering keselip dimana-mana dan lupa naruhnya,
maaf pernah nyaris hilang untungnya balik lagi sih.

Ah, jadi sedih nih mengenang si hp (pancen lebay uripmu, Yan). Hahahaha.
Ngga ding. Peringatan aja mungkin, biar hp satunya bisa dijaga dengan lebih baik.

Bye, Samsung. I'll be with Lenovo from now on.
Setidaknya jadilah hp yang bersahabat dengan pemiliknya ya, nak :D

Senin, 01 Agustus 2016

(masih) ...

Lagi-lagi, mengalami ke-random-an dini hari. Pikiran-pikiran kacau lagi-lagi menggelayuti.

It's still about him. No matter how hard I try to resist, the thought about him comes up, again.

Sore tadi aku bertemu dengan teman-teman lama, teman SMP lebih tepatnya, sekedar untuk ngobrol dan mengisi waktu.

Di tengah-tengah percakapan, salah satu temanku, yang sebelumnya sibuk utak-atik hp, tiba-tiba menanyakan sesuatu.
"Day, sorry to say lho iki. Tapi beneran si ****** minggu depan meh nikah?"
Aku sudah mendengar berita ini beberapa waktu sebelumnya, so it's not that surprising for me.
"Resepsi kali. Koyone nek akad wes kok."
And then she said.
"Sumpahlah, Day. Kamu ki kok biso-bisone lempeng koyo ngono? Koyo tidak terjadi apa-apa. Nek aku wes nangis."
"Wes kebal og. Nangis e wes liwat. Kesel yo nangis kesuwen."
Done.

Serius kebal? Don't ask me. Ya enggaklah. Buktinya sekarang ada tulisan ini.

Aku bingung mau bersikap seperti apa.
Sebulan yang lalu aku masih kaget. Dan nangis, tentunya.
Masih berharap itu semua bohong, masih berharap dengan ajaibnya dia kembali lagi.
Ini pikiran bodoh sih, aku tahu. Tapi bagaimana lagi?
A brokenhearted girl never knows how stupid she is.

Tapi semakin waktu berjalan, harapan menipis dan kekecawaan menajam.
Kalau dipikir-pikir, yang dia lakuin ke aku itu.. JAHAT (Dih, Dian Sito sok Dian Sastro).
Pergi tanpa alasan. Hilang tanpa kabar. Nikah tanpa bilang.
Well, itu jahat menurutku.

Aku tahu, aku seharusnya mempertimbangkan berada di posisinya.
Memandang dari pihak yang pergi, bukan yang ditinggalkan.
I know it.
Itu sebabnya aku tidak marah padanya.
Aku hanya... kecewa. Aku masih punya hak kan untuk kecewa?

It's really hard for me to believe someone.
But he did it. He made me trust him.
And now I feel betrayed.

Kenapa harus diam?
Aku pasti bisa mengerti dan mengalah kalau segalanya jelas. Aku masih mempertanyakan ini sebenarnya.

Pertanyaan itu seperti pisau rasanya, kalau dijawab mungkin bisa membuka lebar semua fakta yang tersembunyi, tapi kalau kita tidak bisa menemukan jawaban bisa saja malah kita yang teriris dan berdarah.
Jadi daripada menambah luka, lebih baik sok-sok bahagia dan sok kuat.
Sok dulu lah minimal. Nanti juga beneran bahagia dan kuat (semoga).

Anggap saja situasi akan jauh lebih buruk andaikan kami masih bersama.
Anggap saja dia pergi karena alasan yang kalaupun kuketahui, aku pun akan berpikiran demikian.
Anggap saja kami membuat kesalahan yang besar, dan Tuhan memberikan hukuman kepada kami, sekaligus mempersiapkan hadiah yang baik nantinya.

He has already married someone else anyway.
He never speaks but sure I know this is the closure. This is the end. It's over.
He should be nowhere in my story, in my book
.
Penanya sudah mati sekarang, kawan. Buku itu tak lagi dapat kutulisi. Tak akan ada yang menarikku kembali.

Kali ini aku tidak akan berpesan apa-apa.
I know he would never read this blog anymore.
Udah beristri og. Ngapain? Hahahaha.
Tapi aku tetap doakan kok, da aku mah baik sama temen (baik kok bilang-bilang)

Masalahnya sekarang adalah, selama ini kenangannya terlalu banyak, takut jadi mudah baper.
Dan kalaupun sudah move on, akan lebih susah buka hati lagi.
Entah benteng setinggi apa yang akan aku bangun setelah ini.
Hah. Siapapun yang akan 'ada' nantinya, aku beri applause dari sekarang.
Karena aku tahu dia pasti super tangguh karena bisa melelehkan benteng yang sudah aku bangun lagi.

Ibaratnya, masa PDKT itu seperti labirin. Bisa bikin pusing, harus berhenti apa usaha lebih keras.
Selanjutnya baru deh harus menaklukan si benteng kuat dan tinggi.
Ya pokoknya, kalau sudah masuk di dalam area lalu ingin keluar karena suatu hal, ikutilah jalur ke pintu EXIT yang tersedia.
Jangan main terbang aja pake helikopter bikin bingung (ciye nyindir mantan). Hahahaha.

Sudah ah, aku baik-baik saja kok, bukan pura-pura.
I'm just dealing with shit and staying strong.
Akhir tahun nanti paling sudah cekikikan baca tulisan ini.
Kecewanya akan tumpul dengan sendirinya. Kenangannya akan memudar dengan sendirinya.
And I'll stand taller, be luckier, smarter and prettier (dih yang terakhir apa banget).
They say, time heals everything, right? I believe it does :)

Maafkan daku yang malah post tulisan beginian.
Di draft ada beberapa kok, tapi belum finished.
Kebutuhan curhat itu mendesak soalnya, jadi harus diprioritaskan.
Oke, bye, tunggu post berikutnyaaa..