Laman

Jumat, 02 Desember 2011

Surat Sederhana untuk Ibu dan Bapak

Buat Ibu tersayang :p ,

Pertama, aku cuma pengen bilang kalau ibu itu orang nomor 1 terpenting yang ada di hidupku setelah Allah dan Nabi Muhammad tentunya. Ibu udah terlalu banyak berkorban buat anakmu yang kadang bandel ini. Bukan maksud aku buat ngrepotin dan nyusahin Ibu. Tapi, niatnya cuma satu, aku pengen lebih deket sama Ibu. Kalau lagi jauh dari rumah kayak gini, orang pertama yang aku kangenin tu ibu, soalnya ibu yang paling perhatian.Tiap aku mau pulang, ibu yang heboh mau masak macem-macem.
Thanks for all, Mom.. Makasih banyak buat segala kasih sayangmu. Tanpa Ibu, aku nggak akan seperti ini sekarang. Tapi aku juga mau minta maaf, selama ini belum bisa jadi anak yang baik buat Ibu. Aku janji ke depannya akan lebih baik lagi. Aku janji untuk selalu pegang kata-kata Ibu, " Jangan pernah berkat 'tidak mungkin' dalam melakukan sesuatu, karena hanya Allah yang berhak memutuskan segalanya." :D Kata-kata itu yang selalu membuat aku yakin dalam setiap langkahku.Mungkin ucapan terima kasih saja sangat tidak cukup. Tapi untuk saat ini, hanya itu yang bisa aku ucapkan. Jadi, beribu-ribu terima kasih untukmu, Ibu..
Dian sayang ibu...
You're the one and the only one

-----

Buat bapak,

Bapak itu orang terpenting buat aku setelah Ibu, hahaha. Tapi bedanya tipis kok. Bapak Ibu sama pentingnya buat aku. Bapak dari kecil sering aku repotin. Dulu, kalau lagi nanam tanaman, aku sering iseng nyabutin.Kalau Bapak barusan benerin alat apa gitu, aku yang ngerusakin lagi. Kalau aku sakit, Bapak yang cepet-cepet manggil dokter. Sampai segede ini pun, tiap mau ke Bandung (dulu ke Semarang), Bapak yang selalu mau nganterin atau paling nggak nungguin sampai bus nya berangkat. Bapak juga yang hobi was-was kalau aku pulang ke rumah naik kereta atau bus sendirian (Ibu juga, biasanya lebih heboh malah).
Banyak banget hal yang aku lakukan dan itu cukup menyusahkan Bapak. Maaf kalau Bapak sering capek gara-gara aku. Satu hal yang aku pengen Bapak tahu, aku selalu bangga jadi anak Bapak dan aku selalu ingin jadi orang kayak Bapak. Makasih, Bapak, atas segala nasihat yang diberikan,. atas ajaran untuk selalu jujur, ikhlas dan bertanggungjawab, selalu menjadi anak soleh dan selalu teguh memperjuangkan mimpi. Aku janji mimpi itu akan ku raih. Entah dalam waktu cepat atau lambat, tapi aku tetap janji akan mewujudkannya.Demi masa depanku, demi Bapak, demi Ibu, demi semuanya.. Dan aku berjanji sesulit apapun hari yang aku jalani, aku akan melewatinya dengan senyuman. Sesuai apa motto kita. "Hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Dan hari esok akan lebih baik daripada hari ini." :D



GKU Timur, ITB
Kamis, 1 Desember 2011
pukul 11.43 WIB                    

Selasa, 22 November 2011

Menang dan Kalah

Di depan meja belajar kamar 5B,
22 November 2011 sekitar pukul 00 dini hari


      Dua jam yang lalu saya masih berada di kampus tepatnya di basement CC Barat, sekre PSTK. 
Maklum, H-5 pagelaran "Gatotkaca in Love". Sekalian pamer lah ya.. :p

     Minggu ini benar-benar masa hectic pokoknya. Bagaimana tidak? Berbagai tugas menumpuk dari mulai tugas TTKI, hingga poster KPIP yang masih belum jelas nasibnya di kelompok saya.. (sedih sekali). Belum lagi kuis-kuis yang menanti. Tidak cukup sampai disitu, hari Jumat sore UTS 2 Fisika. So cool isn't it? Dan jeng-jeng-jeng-jeng, hari Sabtu pagelaran. Hmmm, sepertinya memang akan sedikit menyiksa diri. Terutama, badan yang harus tahan karena terlalu sering menerima hembusan sang angin malam. Tapi, yaudah lah ya (kata-kata anak FTSL), tidak ada gunanya banyak mengeluh tanpa bekerja. You'll get what you want as long as you do it sincerely.. :)

       Seperti yang saya tulis tadi, saya pulang malam lagi hari ini kemarin karena persiapan pagelaran. Tetapi hari ini lain. Hari ini saya terganggu oleh 2 hal. Yaitu handphone yang bergetar-getar dan suara TV yang terdengar samar-samar dari sekre. Handphone yang bergetar tadi ternyata karena banyaknya sms masuk yang isinya serupa.

Minggu, 13 November 2011

Homesick Stadium 4

Kamar 5B, Asrama Putri ITB, Kanayakan, Bandung
13 November 2011, pukul 21.10 WIB
(2 hari setelah Dirgahayu HUT ke-177 Temanggung tercinta)




       Entah mengapa, sejak minggu lalu saya benar-benar merasa homesick. Mungkin karena minggu lalu pertama kalinya saya merayakan hari raya tanpa keluarga saya (sediiiiiihhhh). Ditambah lagi 12 hari lagi UTS II dimulai. Fisika, oh, fisika, mengapa dirimu begitu sulit untuk kupahami dan kukenal lebih jauh? Eh, bukan mengenal lebih jauh, sejujurnya saya sama sekali tidak ingin masuk jurusan fisika karena saya sudah cukup pusing di TPB ini. Jadi, fisika, mendekatlah kepadaku untuk tahun ini saja, karena tahun depan kita sudah tidak berjumpa lagi (insya Allah, amin.. :p) Oke, kembali ke topik semula.. Yaitu ke-homesick-an yang sedang saya alami.
       Sejak dulu, saya terbiasa hidup bersama keluarga saya, bahkan menginap di tempat saudara pun jarang. Ibu saya juga sering berkata , "Anakku ki pancen rada aneh kok, nek bocah-bocah umume ki ora betah neng omah, luwih seneng dolan. Nek anak-anakku luwih seneng neng omah turu apa ngancani ibu-bapakne timbangane lunga.." Itu komentar ibu dulu saat saya dan kakak saya masih kecil. Mungkin karena kebiasaan itu saya jadi sering merasa kangen rumah. Tapi, setidaknya parameter 'sering' untuk saya dan kakak saya tidak sama. Saya sendiri, merasa benar-benar merindukan suasana rumah sekitar 2-3 bulan setelah saya pergi. Sedangkan kakak saya hanya sekitar 2-3 minggu setelah dia pergi. Hahahaha.. Jauh sekali ya?
       Yang saya keluhkan karena homesick ini adalah.. saya jadi sering galau.. huhuhu.

Sabtu, 12 November 2011

Euforia TPB Cup

Jadi, TPB Cup itu semacam pertandingan olahraga yang diselenggarakan ITB bagi mahasiswa TPB. Ada banyak cabang sebenarnya, tapi kelihatannya yang paling digemari dan begitu ramai adalah 'futsal'. Entah mengapa, rasa-rasanya baik supporter maupun pemain sangat heboh menjelang pertandingan  dan saya juga tertular. Apalagi para pembuat yel-yel yang super bersemangat dalam mendemonstrasikan yel-yel yang akan dipertunjukkan saat pertandingan berlangsung.
Pertama melihat, komentarnya hanya 2 kata : "sumpah ya?".
Why?
Tidak lain dan tidak bukan itu karena saya tidak ingin menjatuhkan image saya dengan bergerak-gerak semacam itu. (modus utama: mengubah image di SMA menjadi image yang baru di kampus ini) Tapi apa daya, karena saya terhanyut dalam semaraknya TPB Cup (berasa apa gitu 'hanyut'), akhirnya saya juga 'terhanyut' untuk bergerak-gerak seperti tadi (hahahaha :D)
Tambah lagi, anak FMIPA membuat slayer bertuliskan FMIPA 2011 yang berwarna p**k sebagai atribut supporter, perlu diketahui warnanya bukan warna yang lucu imut-imut, tetapi lebih ke p**k yang menurut saya ehm nor*k (maaf ya, kawan-kawan). But, there's nothing vain in this world. Memakai si P*NKY berujung kemujuran bagi tim futsal kami. di leg pertama ini 4 tim futsal FMIPA berhasil mengalahkan tim lawan (alhamdulillah ya..)
Dan yang terpenting, hal ini membuat kami (tidak hanya saya) ketagihan untuk menonton lagi :P
Forza FMIPA ITB!!

"aku anak MIPA, dia anak MIPA, semua ingin MIPA jadi JUARA..."  **nada Cherrybelle-Dilema 
GSG ITB, 11 November 2011

Sabtu, 29 Oktober 2011

Teringat Masa Kecilku..

UTS 1 selesai, kangen rumah, makanya jadi pengen repost tulisanku tahun lalu.. soalnya waktu itu pas lagi homesick2-nya. Bapak, Ibu, Mbak Nia, Luqman, kangen kaliaaaann !!! 

Repost  Friday, May 14th, 2010 at 11:15pm
*sambil mendegarkan gemericik suara hujan di luar* 


Hujan-hujan gini, aku jadi ingat masa-masa kecil dulu. Tentang begitu banyak hal yang 'Dian Kecil' alami bertahun-tahun lalu..

Dulu,
tiap hujan, aku pasti langsung buka jendela belakang dan nangkring disitu. Nungguin banjir dateng. Hehehe.

Dulu,
aku sering jailin bapak yang sibuk nanami kebun. Bukan nyabut rumput-rumput liar tapi malah nyabutin tanaman. Nakalnya.. :p

Dulu,
kalau aku bosen, aku pergi ke tempat favoritku: 'kali Galeh', sungai di belakang rumahku,deket kebun. Maen pasir kek, maen lempung kek, manjat pohon jambu, nyeberang ke dusun sebelah, semedi di atas batu(wejiaaan), pokoknya ada aja yang dilakuin. Padahal nggak sama temen. Kok aku betah ya maen sendiri? Dasar anak aneh!

Senin, 12 September 2011

Just Go Ahead and Don't Ever Give Up

.........
Beberapa orang memang berniat tulus membantu orang lain.
Ketika ada seseorang yang punya mimpi namun tidak dapat membuka pintu kemungkinan dengan alasan kakinya terlalu lemah untuk sekedar berjalan atau bahkan berdiri, ada seseorang yang berbaik hati mengangkat tubuhnya dan membantu ia berdiri meski tertatih.
Membukakan pintu untuknya, diiringi seulas senyuman.
Memberinya harapan dan segala janji akan masa depan yang berkilau.
Menceritakan cerita indah tentang mimpi yang tercapai, mengatakan bahwa ,"Kau harus punya bekal yang banyak sebelum melangkah lebih jauh."
Seseorang itu kini berdiri dengan berpegangan padanya.
Mendengarkan semua kata-katanya karena ia yakin bahwa orang ini akan membuatnya berlari menuju masa depan yang cerah.
Padahal sebelumnya, jangankan memikirkan masa depan, menatap ke depan pun ia tak mampu.


Namun tanpa disangka, janji yang 'sempat' terucap itu memang hanya sekedar 'terucap..
Kalian tahu?
Baru saja ia akan memulai berjalan, tangan yang semula membantu itu tiba-tiba lenyap.
Sang pemberi harapan pergi begitu saja dan membiarkan orang tadi terjatuh lebih keras.
Ia pergi sambil bergumam ,"Semua orang bisa melangkah hanya jika persiapannya sudah selesai.
Dan persiapan itu akan selesai jika ia tidak selambat ini.
Memahami hal dasar untuk melangkah pun ia begitu lama.
Bagaimana bisa ia bisa berlari? Ia memang tidak berkemampuan.
Aku akan membantu orang lain yang berkemampuan lebih darinya. Karena mereka
akan mulai berlari dalam waktu yang singkat. Artinya aku tidak perlu membuang waktuku
dan menunggui orang yang 'lamban' hingga dapat berlari."
Orang tadi bingung, ia memanggil-manggil sang penolong yang kini sibuk dengan calon-calon pelarinya yang lain.
Jangankan menghampirinya, menoleh pun tidak, justru ia membuang muka.
Orang itu semakin terpuruk. Ia semakin yakin bahwa hidup tidak adil.
Bahwa mimpi itu tidak berhak dicapai oleh mereka yang tidak bisa apa-apa.
Ia lelah, ia sakit hati,dan merasa dikhianati.
Ia ingin berhenti. Lebih baik ia diam saja seperti sebelum ia bertemu dengan si penolong.
Jika memang itu hanya sebuah mimpi. Biarkan saja itu tetap menjadi mimpi.
Akhirnya ia pun terdiam lama..


Tapi, sesuatu menyadarkannya. Nasihat sang bunda terngiang di telinganya. "Hidup itu selalu adil.
Tidak ada orang yang tidak bisa, semua orang bisa jika dia mau berusaha dan berdoa.
Kau mungkin berkata tidak mungkin, tapi Tuhan bisa saja berkehendak lain.
Tidak perlu menjadi pelari cepat dalam kompetisi kehidupan.
Hal yang terpenting adalah engkau mampu mencapai garis finish, mencapai apa yang kauinginkan.
Dan ambillah hikmah dari perjalanan panjang yang engkau tempuh."
Ia pun mulai bangkit. Merangkak perlahan tanpa bantuan orang lain.
Dengan keyakinan penuh Tuhan selalu ada di sisinya.

Entah mengapa, kemudian si pemberi harapan itu datang kembali dan membukakan pintu lain dengan senyum mengembang.
Ia juga membantunya berdiri dan berjalan perlahan memasuki pintu itu.
Ternyata pintu itu adalah pintu baru yang ia sendiri tidak tahu ada jalan apa di balik pintu itu.
Ia berniat menjadikan orang tadi seekor 'kelinci percobaan'. Orang itu semakin merasa sakit hati.
Namun dia tidak menyerah, ini adalah perjalanan baru yang harus ia lalui. Begitu banyak tantangan di hadapannya. Ia tetap fokus.
Dan tanpa disangka si 'kelinci' itu justru menemukan jalannya sendiri dan dapat melompat jauh lebih tinggi dari yang lain.
Tantangan-tantangan yang ia lalui membuat ia kini tidak hanya dapat berjalan. Ia berlari!
Berlari jauh meninggalkan teman-temannya yang telah berlari sebelum dirinya.
Kaki yang lemah bukan berarti kaki yang tidak bisa berlari.
Ia terus berlari dan berlari, karena ia tahu mimpi yang selama ini ia inginkan kini 'mungkin' untuk dicapai.
Garis finish di depan mata.. Ia semakin bersemangat. Setelah sekian lama akhirnya ia tersenyum kembali.
Senyum yang menandakan keberhasilannya..
Garis finish terlewati. Senyum lebar senantiasa menghiasi wajah polosnya.
Sebaliknya si penolong geram karena para pelari hebatnya dikalahkan oleh 'si lamban'.
Dengan berat hati dan penuh dengan rasa malu, ia menyalami 'si lamban'.


Pintu tadi ternyata adalah pintu untuk membukakan hati untuk si penolong agar tidak membeda-bedakan siapa yang ia tolong.
Pintu yang membantu orang tadi untuk belajar menjalani hidup, belajar untuk tidak berputus asa, belajar untuk tidak bergantung kepada orang lain.
Ia telah belajar bahwa tidak ada kebahagiaan tanpa pengorbanan.
Dan yang terpenting: KEYAKINAN. Karena keyakinan adalah landasan yang harus dipegang agar kita tetap terarah dan fokus..
Oleh karena itu,
BERMIMPILAH, BERUSAHALAH, BEKERJAKERASLAH DAN JANGAN BERPUTUS ASA!!

Minggu, 21 Agustus 2011

sekedar nulis

Sebenarnya saya bingung kenapa saya membuat blog ini. Dulu saat orang-orang heboh blogging, saya sama sekali nggak ada minat, giliran sekarang udah pada agak bosen saya malah iseng bikin.. -_-"

Padahal saya juga belum tau mau nulis apa di blog ini, yah mungkin curcol gitu kali. (sebenernya saya juga jarang curhat sih) Kalo nggak ya semacam cerita-cerita nggak jelas, hehehe.

yah pokoknya apa pun yang nanti bakalan aku posting semoga ada manfaatnya deh.. :)