in Paskal Hypersquare
Mungkin yang membaca judulnya akan bertanya-tanya siapa yang menitikkan air mata. Oke, kita mulai saja ceritanya..
Hari ini hari Sabtu, jatahku melatih anak-anak di Paskal seperti biasa. Karena beberapa hari ini aku hidup tanpa penunjuk waktu yang benar, ternyata jamku kelebihan 40 menit *so bad*. Dan alhasil, aku yang biasanya telat sekitar 15 menit malah datang 15 menit sebelum dimulai. Ternyata ada ritual di tempat les tersebut sebelum pelatihan dimulai (kok kesannya jadi horor ya?). Tapi ritual itu hanya sebutanku saja lho, maaf kalau berlebihan, hahaha...
15 menit sebelum kelas dimulai, seluruh peserta pelatihan berkumpul di lantai 2 untuk mendengarkan Pak Aron (yang punya les-lesan) bercerita (semacam sohbet lah kalau untuk anak Pasiad). Berhubung pada pertemuan sebelumnya saya pernah mendengarkan sedikit sohbet beliau (di bagian ending-nya saja) yang isinya semacam motivasi untuk anak-anak, saya pikir kali ini juga begitu, isinya motivasi semua. Ternyata bukan.
Pagi ini beliau bercerita tentang masa lalu. Tentang anak sulung beliau yang sangat ia banggakan.