Laman

Minggu, 30 Maret 2014

Cerita OSN Pertamina 2013 (4)

Minggu, 6 Desember 2013

Berbalik badan, aku ulurkan uang ke mamang ojek yang mengantarku sambil tersenyum meskipun aslinya loyo. Alhamdulillah mamangnya baik. Malah dia yang riweuh tanya-tanya orang travel mana yang mungkin masih bisa (merasa bersalah sepertinya). Kata tukang parkir ada Cipaganti, masih sampai jam 9 kalo itu. Kalau nggak apa gitu namanya, tapi agak jauh tempatnya dari Dago. Sebenarnya, sore aku sudah telp Cipaganti katanya penuh, kata mamangnya mungkin masih ada waiting list. Berburu keberuntungan, kami cabut ke Pasteur.
Sampai agen Cipaganti Pasteur, mamangnya masih menunggu di luar kalau-kalau itu penuh dan aku butuh diantar ke tempat lain. Aku menuju loket dan bertanya keberangkatan travel ke Depok. Waiting list katanya, mukaku lesu. Terus sejenak berpikir-pikir mau menunggu atau cari travel lain. Tapi kemudian mbak-mbak yang satu bilang, "udah kasih aja atuh". Dan akhirnya 1 tiket di tangan. Pas berangkat pukul delapan dan sekarang pukul 19.56. Subhanallah.
Transaksi selesai, aku berbalik mengambil barang sambil membayar dan berterimakasih kepada mamang ojek yang mengantarku. You give me one more chance, God, thanks a lot.

Senin, 7 Desember 2013

Pukul 00.02 sekarang. Dan aku di Depok sekarang. Beberapa menit yang lalu aku merepotkan panitia untuk registrasi ulang (panitianya sudah berkostum piyama bahkan). Dan saat dimintai kelengkapan surat izin, aku bilang saja menyusul (padahal belum ada). Maaf yaa, hahaha.
Here I am. Kompetisi dimulai pagi ini. Di luar ekspektasi, akhirnya aku jadi berangkat :)

Hari-hari berikutnya selama OSN

Detilnya sepertinya tidak perlu diceritakan, karena hal yang paling seru adalah Jumat-Sabtu-Minggu sebelum keberangkatan. Hihihi. Sedihnya ada sih, sesampainya di Depok aku menghubungi bapak kaprodi, baru dapat nomornya hari itu. Aku kabarin kalau aku ikut OSN di Depok, dan mau kalau boleh mau minta surat keterangan biar bisa nyusul ujian. Sayang balasannya super singkat. Dan pas aku balas balik, tidak ada respon. Huaaaa, bapaaaak, jangan marah dong, saya udah berusaha ketemu bapak, tapi nggak bisa-bisa, huhuhuhu..

Intinya, OSN kali ini rasanya berbeda dari OSN yang dulu-dulu. Mungkin karena prosesnya lebih penuh perjuangan. Mungkin juga karena penyelenggaranya berbeda. Mungkin juga karena provinsi yang diwakili berbeda. Yang pasti menyenangkan adalah tambah kenalan. Selalu menyenangkan melihat pelajar dari berbagai sudut negeri, berbagai ras, berkumpul di satu tempat. Apalagi main-main gratis kemana-mana. ~Lalalalala (kalo main seneng)

Hari pertama, Senin, paginya upacara pembukaan di salah satu gedung di UI. DIlanjutkan dengan test tertulis, yang penuh kekacauan karena aku salah mendengar lama waktu yang diberikan (konyol deh).
Suasana Ruang Matematika -kelihatan banget aku yang mana
Seusai test, kami ke Dufan. Standar mungkin. Tapi seru. Ke Dufan hari Senin itu bagaikan makan di McD sendirian pas ada promo dan boleh nambah sampai menggelepar. Sayang hujan turun, jadi tidak semua wahana bisa ditaklukkan.

Hari kedua, Selasa, kami ke TMII, ke pusat IPTEK dan Museum Energi. Well, ini menyenangkan juga. Membuka wawasan mengenai energi yang kita punya. Mengenai proses rumit yang harus dilalui untuk menghasilkan bahan bakar. Dan baru ngeh kalau asumsi di makalahku mengenai bahan bakar minyak ngawur.
Kok aku suka ya sama kalimatnya
OSN Pertamina 2013
Sepulang  jalan-jalan, malam di wisma dihabiskan dengan seminar dari pihak Pertamina dan pengumuman 6 besar. Deg-degan. Sempat berharap tidak lolos, karena malu kalau harus mempresentasikan makalah konyol asal jadi itu. Tapi, sayang juga, karena pesertanya hanya sedikit. Bahkan untuk berdoa pun galau, bingung memohon lolos atau memohon tidak lolos.
Tapi akhirnya lolos. Aku dan 2 anak ITB lain (1 bidang Kimia, 1 bidang Matematika) berhak mengikuti babak presentasi. Dan ada kabar baik lagi, 4 orang dari kamarku semuanya lolos ke babak presentasi (kyaaaa, kamar 307 keramat). Alhasil, malam berikutnya, kami sibuk menyiapkan presentasi kami sambil menggila bersama.

Hari ketiga, Rabu, kami diajak jalan-jalan ke PT. Pertamina Geothermal Energy di Garut. Tempatnya keren. Lagi-lagi, hujan turun sayangnya. Jadi main jauh-jauh hanya untuk duduk, makan, dan memperhatikan daerah disana dari dalam bus.
Pertamina Geothermal Energy
Strong Girls

Hari keempat, Kamis, Saatnya presentasi. Dag-dig-dug. Bidang Matematika memiliki 6 peserta, dan aku mendapat urutan presentasi kelima. Kenapa belakang sih? Tambah nervous... Tapi overall, begitulah, jauh dari bagus memang, tapi tidak sepenuhnya hancur, hanya sebagian hancur, hahaha (dibantai dosen dari almamater sendiri lho, kasihan)
Pakai kemeja demi presentasi

Hari kelima, Jumat, sebelum Jumat-an, kami diajak ke Pertamina Plumpang. Luas banget bro tempatnya. Tempatnya bahan bakar berkumpul dan bercengkerama dengan sesamanya (omong opo). Selanjutnya, kami langsung cabut ke Kantor Pusat Pertamina sedangkan cowok-cowok muslim langsung solat Jumat di Istiqlal. Sembari para lelaki solat, sisanya sibuk mengisi perut. Di kantor Pusat kami sudah disambut dengan makanan prasmanan yang enak-enak nggak ada obat.
Acara berlanjut. Pengumuman pemenang. Sebelumnya ada NUDI lhoo. Seneng bisa lihat Ryan nyanyi langsung di depanku (lebay)
NUDI
Saatnya pengumuman. Deg-degan banget. Ini pengumuman paling mendebarkan sejauh ini (serius, dulu tidak pernah semenegangkan ini) Dan alhamdulillahirabbil alamin, juara 2 di tangan. Lagi-lagi teman-teman sekamarku juara juga. Hahaha, memang kamar 307 kamar keramat.

Kamar 307
Teman se-almamater juga berhasil membawa juara 2 Kimia, serta juara 2,3 di bidang project.
Sesuai janji kami, seusai pengumuman, kami 11 orang perwakilan ITB (aku cewek sendiri, bosen -.- ) mengumandangkan salam Ganesha. Merinding rasanya walaupun cuma ber-11 (nggak usah dilampirkan fotonya deh, kan udah pernah). Rasanya seperti mengumandangkan salam Ganesha di depan orang se-antero Indonesia (emang iya kan? Kan perwakilan semua provinsi ada di sini)
Dan cerita ini berakhir disini. Esok hari saatnya pulang dan menyusul ujian (kalau bisa dan diperbolehkan)


Thanks Pertamina for the experience I had. Thanks a lot :)


Cerita OSN Pertamina 2013 (3)

(masih) Sabtu, 5 Desember 2013

Sehabis Isya, akhirnya aku membulatkan niat mengerjakan makalah ini. Dimulai dari membaca artikel yang diberikan satu per satu. Akhirnya setelah menimbang-nimbang aku memilih salah satu topik dan berusaha mencari permasalahan yang bisa diangkat.
Dasarnya memang orang yang tidak berbakat di bidang seperti ini, menarik rumusan masalah pun butuh waktu yang begitu lama. Giliran rumusan masalah ditemukan, penyelesaiannya bingung. Alhasil, berjam-jam hanya mengutak-atik rumusan masalah agar memungkinkan untukku mencari penyelesaiannya. Belum lagi, modal penyelesaianku sedikit sekali. Yang ada di otakku hanya persamaan diferensial, persamaan linier (berapa variabel bisa deh asal masih diterima akal sehat), olah data bisanya yang simpel saja semacam rata-rata, standar deviasi, regresi, korelasi. Sebenarnya isi kuliah Matnum bisa dipakai sepertinya. Tapi ini kan sudah H-1, mana cukup waktunya? Jadi aku putuskan memilih judul dan rumusan masalah yang super-duper-simple-nggakadaobat. Yang penting jadi dulu. Ini juga belum tahu akan terpakai atau tidak. Baiklah, kotret-kotret selesai. Sudah ada bayangan mau menulis apa, data apa yang harus dicari dan bagaimana cara mengolahnya. Sesaat melirik jam. Aje gile buset. Jam 1 pagi, man. Seharusnya tulisan ini sudah berganti tanggal.

Minggu, 6 Desember 2013

Sambil menelusuri dunia maya mencari data, sambil mengetik presentasi, sambil sambil mengetik makalah pemodelannya, sambil ngantuk-ngantuk, sambil membuka email informasi dari admin OSN mengenai kriteria makalah. Suddenly, something has opened my eyes up. Ada syarat surat izin dari dekan fakultas atau yang bersangkutan. Upayaku bertemu kaprodi 3 hari terakhir 'kan nihil. Gimana caranya bisa berangkat kalau begitu? Mau nangis (tapi nggak jadi). Diam sejenak 15 menit-an.
Sempat stuck. Mungkin tidak perlu diteruskan. Fix nggak berangkat ini mah. Tapi kemudian berpikir mungkin masih ada jalan. Ya sudahlah, berangkat tanpa izin mungkin tidak masalah. Sejujurnya aku belum tahu proses keberangkatan besok bagaimana karena tidak ada informasi lebih lanjut dari pantia. Dari email yang dikirim, keterangannya tiket dsb ditanggung panitia dan keberangkatan peserta nanti bersama PIC provinsi (tapi tidak dicantumkan siapa PIC tiap provinsinya). Sabtu pagi aku sempat mengirim email ke admin yang bersangkutanu mengenai keberangkatan tapi tidak ada balasan sampai detik ini, jadi aku putuskan menunggu sampai Minggu pagi saja siapa tahu dibalas, kalau tidak ya aku cari kontak-kontak lain. Mau teror panitianya biar diberi kejelasan.
Dini hari itu aku habiskan bersama laptop dan kertas berserakan dimana-mana. Begadang. Sampai pagi. Ternyata mencari data di dunia maya tidak semudah yang ku pikirkan, harus ganti-ganti keyword. Harus teliti melihat situs. Harus membandingkan mana yang valid kalau ternyata sumbernya banyak. Dan pagi itu, pukul 3.30 (di hp) aku baru mendapatkan data yang ku butuhkan.
Proses berlanjut, mulai mengetik isi makalah dan presentasi lalu berhenti di bagian perhitungan dan analisis. Angkanya, bung. Besar nian, capek ngolahnya. Senjata yang menemaniku bertambah satu. Kalkulator. Tapi panca indera mulai melemah satu. Mata. Sekilas melirik, pukul setengah tujuh pagi.

                 ..... pukul setengah delapan pagi ......
Aaaaaagh, ketiduraaaan. Langsung bangun, langsung melanjutkan pekerjaan. Sebelumnya, buka hp, buka laptop. Cari-cari kontak panitia. Mau teror.
Dapat dua kontak. Langsung call. No answer. Try another number. No answer. Trying and trying, again and again. Still no result. Kampret. Ini kenapa sih semua orang sama hp-nya? Akhirnya aku sms saja kedua nomor itu. Berharap ada balasan. Kalau tidak, yoweslah, pancen ora rejekimu, nduk.
Singkat cerita, aku semakin malas menyelesaikan semuanya. Semakin lamban juga kecepatan menghitung dan mengetiknya. Alhasil sekitar pukul 14 makalah dan presentasinya baru selesai. Leye-leye akhirnya diriku di kamar. Maunya tidur, tapi masih ngarep ada balasan email maupun sms.

                   .....pukul setengah empat sore........
Telepon masuk. Nomor asing. Angkat saja siapa tahu penting. Unexpected, ternyata beneran panitianya ngontak balik. Tapi simple banget ngomongnya. Cuma tanya :
(1) ini benar nomor Dian dari ITB? (2) Dian udah dimana? (3) Udah tahu kan hari ini mulai pembukaan acara? (4) Sampai sini jam berapa? Kami tunggu.
Tutup.
Kampret.
Tapi biarlah, yang penting sudah dihubungi. Alhamdulillah. Tapi ini sudah jam setengah empat wooooyy. Naik apa aing teh?
Langsung bilang Laras, mau minta no travel ke Depok. Ada 3 kontak. Dihubungi semua. Satu tidak bisa nyambung. Satu penuh, baru ada besok pagi. Satu tidak melayani travel ke Depok.
Ya Allah sedaya lepat nyuwun pangapunten.
Googling dulu, ada banyak no travel. Langsung call. Penuh. Penuh. Penuh. Alhamdulillah terakhir ada. Agennya dekat, di Balubur. Ada jam setengah enam, ada jam setengah delapan. Aku ambil jam setengah enam.
Ambil flashdisk, print makalah dulu. Lalu cepat-cepat mandi. Ambil koper, packing. Dasarnya memang mepet waktunya, packing belum selesai sudah dapat sms dari travel bersangkutan. Katanya ditunggu, 5 menit lagi travel berangkat. Zzzzzzzzz. Aku mundur deh berangkatnya, jam setengah delapan jadinya. Untung masih ada kosong, jadi dibolehin sama mas-nya.

                    ...............Magrib.............
Packing selesai. Diajak Laras makan. Boleh deh, masih jam 6 ini. Sesuai perkiraan, jam 7 sudah selesai makan, sehabis pamitan ke Laras dan ibu kost, langsung cap cus ke pangkalan ojek biar tepat waktu sampai agennya. Ternyata eh ternyata, macet na'udzubillah. Mas ojeknya aja sampai kesusahan lewat. Sampai di belakang ITB, mas travel melakukan teror. Diancam ditinggal kalau 3 menit lagi belum sampai. Batas keterlambatan cuma 5 menit katanya. Aku coba nego, toh sudah deket ini. Tapi si mas masih terus main teror. Sampai Pelesiran, masnya bilang travel berangkat. Aku bilang sudah sampai Pelesiran. Tetep wae ditinggal. Sampai Balubur. Sepi. Masuk agen. Masnya ketawa sinis. "Udah ditinggal, mbak". Lihat jam, 19.37. Kampret. Nyesek. Hopeless. Mau nangis (nggak ding)
Pulang aja deh. Wis ben, mutung aku suwi-suwi.

*bersambung*
*maaf kalau postnya banyak kampret-nya*

Cerita OSN Pertamina 2013 (2)

Selasa, 3 Desember 2013
Minggu ini, minggu terakhir perkuliahan semester 5. Dan hal yang menyenangkan dari kuliah terakhir adalah melihat slide kuliah yang disampaikan dosen mencapai halaman terakhir (bertuliskan Terima Kasih dengan font besar). Jadi, tumben super duper tumben, selasa jam 7 pagi ini aku masuk kuliah Aljabar Linier.
Seperti biasa, aku terlambat 15 menit (maaf ya Pak). 15 menit kemudian, salah satu teman datang ke kelas. Biasa terlambat memang ini manusia. Dia duduk di sebelahku dan langsung bilang, "Cie, mbak, selamat ya, kapan berangkat?"
Lah, bingung dong aku. Cie apa? Selamat apa? Berangkat apa? Sambil bingung, aku balik bertanya, "Emang apaan?"
Usut punya usut, ternyata pagi ini hasil penyisihan OSN Pertamina diumumkan. Jauh dari perkiraan, aku menempati peringkat 1 Jabar (wuuuu, subhanallah). Disusul peringkat 2 dan 3 adalah 2 orang teman seangkatanku, salah satunya ya orang yang ber-cie-cie tadi, Davin dan Tamaro. Peringkat 1 bukan berarti hasilku terbaik se-Jabar, karena di atas peringkat 1 provinsi ada juara regional. Yang mungkin mengganjal untuk kami mungkin karena juara regional Jabar adalah seorang anak ITB yang masih tingkat satu alias TPB (anak tingkat 3 kalah sama anak tingkat satu broooo)
Untuk mengikuti final OSNPTI ada satu syarat yang harus dipenuhi. Yaitu makalah pemodelan. Berdasarkan informasi dari teman-teman yangsudah ikut tahun lalu, para finalis diberikan artikel tentang energi atau bahan bakar, dan diwajibkan menentukan permasalahan dan menyelesaikannya sendiri. Dan itu semua dituangkan dalam makalah yang kemudian akan dipresentasikan jika berhasil lolos 6 besar nasional.
Sayangnya, kesempatan datang di saat yang menurutku kurang mendukung.
Seperti yang ku tulis di awal, minggu ini minggu terakhir perkuliahan. Yang berarti, minggu dimana tugas menumpuk, kuis menumpuk, bahkan ada mata kuliah yang mulai ujian. Satu lagi. Akhir minggu ini, anak TPB ujian Kalkulus. Wowowow. Yang ujian memang mereka, tapi tutornya ikut pusing -_- Minggu ini sudah cukup sempurna untuk menyita waktu dan tenagaku. Eh, ditambah syarat ikut final OSN Pertamina : Makalah Pemodelan. Terima kasih banyak. Apa mundur saja OSNPTI-nya? Tapi sayang. Apalagi kalau bisa menang. Hadiahnya lumayan, woy. Bisa buat kebutuhan keluarga yang di rumah. Tapi sepertinya makalah tidak akan selesai. Lalu? Let's see then..

Jumat, 4 Desember 2013

Hari ini sudah H-2 berangkat ke Depok. And you know? Belum 1 kata pun aku ketik untuk makalah. Seminggu ini aku pulang malam dan sesampainya di kost langsung melembur tugas sambil belajar untuk kuis-ujian. Hampir setiap malam tidak selesai sih karena aku kelelahan dan ketiduran (beuh).
2 hari ini sebenarnya aku bolak-balik TU, sostek, ruangan dosen Matematika. Di TU : berusaha bertemu kaprodi, ingin konsultasi tapi bapak terlalu sibuk jadi saat aku ada kesempatan, bapaknya yang tidak di tempat. Di Sostek, berusaha bertemu salah satu dosen MKDU, meminta ujian susulan kalau-kalau aku jadi berangkat dan meninggalkan ujian. Di ruangan dosen, 2 dosen sebenarnya, dengan alasan yang sama, berusaha bertemu untuk meminta izin ikut ujian susulan. Hasilnya nihil. Dosen-dosen sibuk sekali, sering tidak ada di ruangannya, gagal bertemu deh. Dosen MKDU juga sering tidak di kantor. Yang jelas aku berusaha meminta kontaknya tapi tidak diperkenankan, entah alasan apa, malah dimintai surat keterangan macam-macam kalau mau izin. Ini sudah Jumat, bapak, kenapa waktu aku datang hari sebelumnya bapak nggak bilang? Mengesalkan sekali persoalan birokrasi ini -_-
Ada alasan lain kenapa aku tidak berhasil menemukan waktu yang tepat ketemu dosen. Padatnya jadwal adek-adek yang meminta les membuatku harus bolak-balik kampus-Cisitu-Tubagus-kantor. Baru nunggu di TU sejam, harus pergi lagi. Baru nunggu di Sostek sebentar, harus pergi lagi.
Salah memang, baru memulai mencari dosen-dosen yang bersangkutan sejak Rabu. Tapi kan pengumuman pemenangnya juga baru Selasa. Lagipula email informasi OSN-nya baru dikirim Kamis. Mana tahu aku harus ngapa-ngapain dulu? Dulu ikut lomba gampang soalnya, tidak se-riweuh ini. Sedih pokoknya ih minggu ini.

Sabtu, 5 Desember 2013

Pagi ini, akhirnya perkuliahan resmi selesai. Dan satu lagi tugas selesai, karena pagi ini UTS Kalkulus dilaksanakan. Alhamdulillah.. Tinggal tiga hal, deadline modul (biasa, pekerjaan), ujian yang tersisa dan OSN Pertamina. Seusai mengawas ujian Kalkulus, aku masih berusaha mencari dosen yang bersangkutan. Alhamdulillah satu dosen berhasil ditemui meskipun harus menunggu lama. Ibu dosen ini hanya minta surat keterangan dari prodi. Biasanya ada dosen yang mengurusi hal ini, jadi aku diminta bertemu beliau, sebut saja ibu X. Hari sebelumnya aku sudah berusaha ketemu sih, tapi kebetulan yang menyedihkan terjadi juga. Beliau sedang tidak di ruangan. Seusai bertemu dosenku barusan, aku langsung bergerilya ke ruangan ibu X. Ternyata, si ibu tidak ke kampus hari ini. Astagfirullahaladzim. Mau ketemu kaprodi lagi, ruangannya tutup -_- Mau tanya ibu yang di TU, eh, ini Sabtu, TU juga tutup. Apes memang.
Akhirnya berat hati aku melangkah pulang, mau menyelesaikan modul dulu, harus dikumpulkan sore ini. Sambil membuka HP, aku berusaha mengontak ibu X. Tidak ada respon. Aku sms. Tidak ada respon juga. Ini dosen ITB lagi pada kenapa sih? Dongkol pangkat n kan jadinya..
              ....       sore datang     .....
Deadline selesai. Tinggal memikirkan satu hal penting mendesak dalam waktu dekat ini. OSN Pertamina. Sudah H-1 keberangkatan, but I've did nothing. Makalah belum setitik pun dibuat. Aku buka HP. Ada balasan dari ibu X (balesnya agak lama dari waktu aku sms). Intinya, si Ibu minta maaf karena beliau sudah tidak mengemban tugas itu lagi, jadi silakan langsung hubungi kaprodi, semangat olimpiadenya, semoga sukses. Speechless. Aku pikir akan ada sedikit bantuan, tapi... Baiklah, kemungkinan besar tidak bisa berangkat tanpa izin prodi dan sebagainya. Tapi entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok, dan lusa, dan lusanya lagi. Bertentangan dengan itu, aku justru memutuskan mengerjakan makalah tersebut sekarang (nggak ding, mandi dulu, solat dulu, makan dulu) Oke, berarti, sehabis Isya aku mulai. Perkara jadi berangkat atau tidak, perkara diizinkan atau tidak itu urusan belakang, yang penting jalan dulu.

*bersambung*