Laman

Minggu, 30 November 2014

Jangan Lagi

Well, it's the last day of November.. Aaarrgh, December is comiiinngg! Nooo!. Maaf lebay, sindrom akhir tahun begini nih. Hmm..

Minggu depan minggu terakhir kuliah. Itu artinya minggu depan adalah minggu dimana
1) tugas-tugas berdatangan lebih dan lebih banyak dari biasanya
2) nutor kalkulus lebih dan lebih sering dari biasanya
3) beberapa ujian mulai menerjang
4) deadline-deadline semakin dekat, yang TA, yang artikel, yang tubes
5) homesick semakin dan semakin parah

Yang kelima ini lho masalahnya. Beberapa hari ini pikiranku agak tidak fokus dan badan juga tidak enak. Padahal cuma kehujanan, harusnya paling pol demam. Tapi bukan cuma demam, pusing, tapi maag-nya ikutan kumat. Mana perutnya sering kram juga (ini sih bawaan M kali, Dian). Kalau kata ibu, mungkin sedang banyak pikiran. Mungkin juga.. Lebih tepatnya kalau ada pikiran yang agak membebani sih. Kalau itu alasannya, mmm, mungkin benar..

Beberapa hari ini mimpiku selalu tentang orang-orang rumah. Bukan cuma mimpinya yang begitu tapi perasaanku juga tidak enak. Entah aku yang terlalu rindu rumah atau mood-nya yang agak bergejolak atau apa. Aku sudah beberapa kali telpon rumah. And they're okay there. Setidaknya saat mereka bicara denganku, itu yang mereka katakan. Seharusnya aku lega, tapi sebaliknya, aku takut.
Seperti yang pernah aku ceritakan, bapak pernah sakit dan kambuh. Dan parahnya, serumah tidak ada yang memberitahuku karena tidak ingin aku khawatir. Ya walaupun aku justru kepikiran sendiri karena perasaanku tidak enak dan tidak karuan.
And now I'm scared that it may be the same thing. Astagfirullahaladzim.. Jangan ya, Tuhan. Semoga bukan apa-apa. Berkahi dan jaga mereka. Semoga orang-orang yang aku sayang selalu ada di lindunganMu, ya Allah..

Makanya aku mau minta maaf dulu aku kemarin-kemarin hilang. Habis kuliah langsung pergi, habis bikin tugas langsung hilang, pawai DIES absen, malam DIES juga absen, HP nggak dibawa-bawa jadi susah dihubungi.
I just need to be with myself, to be alone, to clear my mind. Jatuhnya kayak ansos memang. Mau bagaimana lagi, kalau aku di keramaian tapi pikirannya masih begini ujung-ujungnya malah murung sendiri, kalau parah malah jadi emosi, bawaannya pengen ngomel ke semua orang. Maaf yah, Cindy, Nabil, Fetra, Yoga, Tria, Stella, Nanda, serta teman-teman MA yang tadi malam rame-rame DIES (btw, dirgahayu ke-54 HIMATIKA ITB. Jaya dan berkarya selaluu). Sama manusia yang lagi jauh disana, sorry I didn't contact you first, takut ganggu, jaga diri dan cepat pulang ya..

Now I feel better. Masih nggak enak sih perasaannya tapi mending kok.
Bismillahirrahmanirrahim.. Semoga besok-besok lebih baik dan semoga ini semua bukan firasat atau pertanda aneh-aneh. Amin..

Selasa, 04 November 2014

Cuaca

Gerimis turun esok ini
Membasahi genangan memori yang tadinya mengering
Memercikkan rindu yang berteriak bising

Gerimis berhenti, angin bertiup
Lembut membelai kenangan, membuai angan
Mengisi otak dengan khayalan masa depan

Matahari akhirnya muncul meski terlambat
Berusaha menyinari senyuman-senyuman semu
Berusaha menarik pikiran yang terikat erat padamu

Awan mulai mengelayuti langit
Membagikan keteduhan bagi jiwa-jiwa yang gersang
Sebelum gelap mengejar menghapus terang

Akankah malam menghapus perasaan lelah
Dan mengajakku tertawa membuncah
Atau justru sang bulan makin menambah resah

Entah..
Mungkin cuaca memang tak teraba
Oleh mereka yang tengah mendamba

Hanya Beberapa Langkah

Hanya beberapa langkah dari kampus ini
Timbunan sampah menjejali sirkulasi
Diiringi tangan tengadah mengais peduli

Hanya beberapa langkah dari kampus ini
Seorang renta gelisah mengharap nasi
Kukuh menolak sedekah demi harga diri

Hanya beberapa langkah dari kampus ini
Marah membuncah memaki-maki Berlanjut tawa pecah dari seorang lelaki
"Akalnya bermasalah", pikir para pejalan kaki

Hanya beberapa langkah kecil
Bukan kilometer, bukan mil

Mengapa baru ku tahu?
Atau mungkin aku yang tak pernah mau tahu?

Kamis, 09 Oktober 2014

Ruang Rindu Vs Ruang Vektor

(Suasana usai praktikum Simulasi dan Komputasi Matematika sesi 1, Senin, 6 Oktober 2014)
A : Mas Afif
C : Cindy
D : Aku

A : "Mata terpejam dan hati menggumam.."
D : "Di ruang.."
C : "Vektor, kita bertemu.."
      (tiba-tiba hening sejenak)
D : "Iya kalo ketemu, taunya aku di dimensi m dianya n, terus m nya kurang dari n."
C : "Pake transformasi linier aja, To, kan bisa memetakan vektor dimensi m ke dimensi n. Sebaliknya juga bisa aja kan?"
D : "Lah, Cin, kalo dimensinya beda kan nggak bijektif nanti. Mana mau diduain?"
C : "Oiya, ya? Mesti sama-sama n dong? Gimana tuh?"
D : "Eh, kan ada Replacement Theorem, pilih aja vektor-vektor bebas linier kalo digabungin ke basis kan dimensinya bisa jadi sama."
C : "Iya ya? Hahaha"
      (everybody laughs)
      (seorang anak tingkat 3 -asprak sesi selanjutnya- yang mengambil Aljabar Linier malah memandang bingung)
A : "Ah, aku yang ambil KK Aljabar aja nggak segitunya. Kalian kok...?"

Yah, bagaimana lagi, kami memang duo yang tidak berminat KK Aljabar (merasa tidak mampu hehe), tapi tidak dipungkiri dalam 3 semester berturut-turut mengambil mata kuliah Aljabar. Kalau Teori Koding dan Kriptografi bisa dianggap Aljabar berarti aku 5 semester berturut-turut. Jadi mau tidak mau kadang bahasanya agak nyerempet-nyerempet.

Menjejaki Jalanan Nasib

Waktu mulai terkuras
Ku pacu rodaku mencoba bergegas
Ke tempat itu pikiranku tertuju

Waktu semakin menipis
Ku berlari penuh peluh di pelipis
Masih di tempat yang sama pikiranku berkelana

Kosong
Tak sebutir kerikil ku lihat
Tak seekor ulat pun menggeliat
Bahkan tak sekelebat bayangan tersirat

Kata mereka, mungkin bukan nasibnya
Jangan tanya bagaimana, aku mana tahu harus apa

Biar saja kaki ini menjelajahi jalanan kembali
Biar mencari apa yang nasib kehendaki
Siapa tahu ia berbaik hati
Ke tempat tadi barangkali

Kamis, 02 Oktober 2014

Andai Bisa

Warna sendu merona di sekitarku
Dimana gema suara menyilaukan
Dimana pancar cahaya terbiaskan

Berbagai perangai meracau di sekitarku
Dimana asa terbang menggantung
Dimana jiwa seakan terpasung

Lelah? Lengah? Resah?
Entah..

Puluhan apa, kapan, bagaimana menggelayut di udara
Menyesaki kepala yang cenderung hampa
Lalu hilang tertelan lupa

Andai bisa meminta, aku inginkan bahwa
Bukannya tanda tanya
Bukannya nestapa

Tapi aku bisa apa?
Nyatanya pemberianmu adalah pertanyaan
Sedang kebutuhanku adalah pernyataan

Selasa, 30 September 2014

Membatu Memperhatikanmu

Pagi tadi ku pikir semua biasa
Mahkotamu merekah merah
Pertanda hati nan bungah

Aku disini
Menanap termangu
Membatu memperhatikanmu

Siang ini ternyata tak biasa
Meski tak berdaya kau besar upaya
Sayang,
tangan mungil itu terlalu kuasa
menarikmu terbang lalu terbuang

Maaf,
ku hanya mampu menanap termangu
membatu memperhatikanmu

Wahai bunga tanpa tangkai
pergilah, matilah, busuklah
Wahai kaki-kaki lunglai
Injaklah, remukkanlah, musnahkanlah

Biarkan dia lenyap dalam sesak kehidupan
Dan biarkan aku meratap dalam penantian

Senin, 01 September 2014

Bukan PHP

- Tebak tentang siapa tulisan ini?
  Tidak lain dan tidak bukan ya tentang si penulis (ehm).
- Kenapa kamu nulis tentang ini?
  Well, alasannya simple, karena bulan lalu sudah ada 3 orang yang bilang aku Miss PHP (jangan tanya siapa) dan aku sepertinya butuh mengklarifikasi ini (sok artis sok penting)


Pertama, aku bukan orang yang punya kepedulian dan perhatian yang tinggi, aku berusaha sampai detik ini tapi berhubung namanya juga masih berusaha jadi hasilnya belum maksimal.
Aku tidak akan ambil pusing dengan orang-orang yang tidak menyukaiku, tapi sebaliknya, aku selalu berusaha menjadi teman yang baik untuk mereka yang mau berteman denganku, dengan sifat-sifatku, dan apa yang aku punya. Intinya, aku tidak mau repot-repot memikirkan apa yang aku tidak punya, tapi aku berusaha mempertahankan apa yang aku punya. Sayangnya beberapa orang menyalahartikan itu.

Kedua, aku bisa memperlihatkan sikap yang cukup jelas terlihat saat aku tidak menyukai sesuatu, tapi kalau aku suka memang agak sedikit tarik-ulur.
Alasannya? Aku bukan orang yang bisa mengenali perasaanku sendiri dalam waktu yang singkat, aku butuh waktu lama,  dan kalaupun aku suka aku akan berpikir lama untuk bilang 'ya', gengsian sih.. Lagipula dengan waktu yang lama aku bisa tahu mana yang serius mana yang tidak. As I ever said, aku serius kok kalau pihak sananya serius, tapi aku bisa lebih mempermainkan kalau pihak sananya demikian. Jadi, maaf-maaf lho ya kalau dikira PHP, sebenarnya itu adalah prosesku 'mempertimbangkan'. Setidaknya kalau aku mau menolak, aku pasti menunjukkan sikap yang jelas kok. Tarik-ulur itu berarti kamu masih ada harapan, tergantung usahanya ke aku aja gimana, hahahaha.

Ketiga, buat yang masih sering tanya "Pacar kamu sekarang siapa, Sito?", jawabanku masih sama : "Aku nggak punya pacar dulu, sekarang dan aku harap nggak akan pernah".
Bukan berarti aku high quality jomblo yang tidak butuh siapapun, hanya saja aku tidak suka kata 'pacar'. Itu istilah yang aneh dan tidak lazim menurutku. Kalau pertanyaannya, "Kamu lagi suka sama orang?" atau "Kamu lagi deket sama orang?". Nah, itu jawabannya beda. Aku selalu 'dekat' dengan orang. Dekat ya, kalau sayang aku butuh mikir lamaaaa.. (ini nih yang bikin orang merasa di-PHP-in sepertinya) Ini ada jawabannya nanti di bawah :p

Well, aku tidak pernah tidak 'dekat' dengan siapapun. Seorang adik kelasku pernah bilang,"Mbak kok digebet banyak orang sih?". Lah, aku tidak pernah menarik mereka, merekanya aja yang mendekat sendiri (terlalu kece sih dirimu, Dian ;) ). Responku selalu sama kok ke siapapun (kecuali yang fix banget ditolak, hahaha). Kalau pertanyaannya perasaanku sendiri bagaimana, mbuh, biasa aja akunya. Aku akan bisa tahu perasaanku sendiri kalau aku tahu pihak sononya 'beneran' apa 'mainan'. Masalahnya, sebelum aku berhasil mengecek itu, merekanya yang capek sendiri, atau mungkin sibuk sendiri dan perlahan menjauh.

That's why, beside Miss PHP, someone ever called me The Heartbreaker (kyaaa, lagunya G-Dragon dongs :3 ) Maaf-maaf lagi lho ya, da aku mah bisa apa atuh (geli ngomong ini), emang begini akunyaaa TT..

Dan ini jawaban dari pertanyaan di paragraf ketiga.
- "Sekarang lagi deket sama orang nggak, Sito?"
  Yap.
- "Sayang?"
  For the first time I say, yes. 
Aku tidak pernah secara langsung bilang "Aku sayang kamu" (gengsi? hahaha) nanti orangnya kesenengan soalnya. Tulisan cukup deh :p

Jangan tanya berapa lama waktuku sampai bisa menganggap itu sayang. Lama bingits itu sih. Sampai akunya move on bahkan. Tapi ternyata melanjutkan apa yang pernah ada lebih mudah daripada memulai sesuatu yang benar-benar baru. So that's it. Setidaknya, sekarang aku senang ada lebih banyak orang lagi yang bisa menguatkanku :)

Dia bukan pacar lho, yang jelas aku sayang dia dan aku tahu dia juga. That's a normal thing. Cuma masalah status aja kan?

Dan buat kamu manusia yang tulisan ini tuju, stop calling me PHP. Aku tahu kamu akan kepo, I have someone else tapi aku mau bilang kita masih temen lho, bro, masih bisa main bareng, karaokean, nonton, menggila bersama. Cuman, kurang-kurangilah usahanya, kamu juga tahu sikapku selama ini : 'No', jadi jangan terlalu memaksakan. Hahahaha (maaf, frontal, aku tahu kamu nggak akan marah diginiin soalnya)

Sekian, maaf random, habis orang ini nggak akan berhenti kalau hanya dengan omongan. Dikiranya aku
becanda -_-"

Senin, 04 Agustus 2014

First IMC, Is It The Last Too?

Aaaaa, lama nggak nulis. Sengaja ding, niatnya biar fokus, soalnya kadang-kadang nulis itu nagih. Hehehe.
Well, IMC 2014 is over.. Alhamdulillah Honorable Mention di tangan. My second HM this year :) Mungkin tahun ini rezekinya sedang HM. Semoga tahun depan lebih baik ya, amin.
Ini pertama kalinya aku gagal mendapat medali tapi nggak nyesek lho. Ya nyesek sih sedikit, mengingat skor yang diperoleh (lagi-lagi) supremum HM, alias 1 poin menuju bronze persis seperti di onmipa. Tapi yang sekarang nyeseknya cuma 2 menit. Turun panggung tiba-tiba lega, malah seneng banget rasanya liat tim Indonesia satu per satu maju. Pas onmipa aku senyum sih, tapi dalam hati ada nyeseknya, selesai penutupan baru lega. Nggak tau deh pokoknya aku seneeeeng banget :) Alhamdulillah pokoknya, makasih ya Allah :D
Udahan dulu ah, lowbatt. Nanti lanjut lagi dengan cerita-cerita yang banyak (kalau nggak males)..
Daadaaa, doakan kami selamat pulang sampai Indonesia (dan rumah masing-masing)

Senin, 28 Juli 2014

Dan Hari Istimewa Ini Datang Lagi :)

Selamat Hari Raya Idul Fitri :)
Alhamdulillah masih diberi kesempatan menghirup udara di pagi istimewa ini.
Meskipun tidak bisa mengikuti puasa sampai penuh (dan bahkan malah bolong di akhir), tapi tetep seneng hatinya ngerasain suasana lebaran.

Well, it's my first time celebrate this great day far away from home. Dan aku pengen pamer sesuatu. Last night I cried! Finally.. Hahaha.

Tadinya merasa kuat, merasa semuanya baik-baik saja, sampai saat azan magrib berkumandang dan kembang api menyala dimana-mana.. Tiba-tiba nyesek. Rasanya ada yang kurang..
Ditahan-tahan malah pecah tangisnya. Mau telpon rumah, enggan. Pengennya hari ini sekalian (padahal hari ini juga belum telpon, pada sibuk). Taunya, bapak yang telpon duluan. Alhamdulillah deh.. Ngobrol sama orang rumah memang obat dan vitamin paling sip. I'm okay then..
Akhirnya malam lebaran aku habiskan bersama suara keluargaku dan memandangi kembang api di langit jakarta dari jendela kamar (pokoknya kayak adegan film)

Here I am now. Di taksi. Perjalanan menuju airport. Malam ini kami insya Allah berangkat. Berbekal doa dari segenap kawan dan keluarga, semoga sedikit pengorbanan ini membawa hasil yang baik untuk indonesia, amin..
Doakan kami yah :)

Senin, 07 Juli 2014

Lagu.. Untukku? Ada?

Anybody knows Grey-Jingga?
Begini, Grey dan Jingga itu sepasang tokoh di komik buatan Kak Sweta Kartika. Kalau belum tahu orangnya, sok search di facebook, hehehe.
Ceritanya standar sebenarnya.. Romansa dua orang sahabat, ceweknya suka ngomel, cowoknya sok cool. Agak kontras mungkin tapi itu yang bikin betah baca..
Apalagi karakter si Jingga dibuat mirip cewek-cewek pada umumnya. Yang suka ngasih kode (tapi meleset), suka nggak enakan, suka gengsi dsb. Jadi cewek-cewek yang baca sering sebel sama Jingga (biasanya gitu kan? Orang suka sebel sama orang lain yang sifatnya mirip dia)

Lalu apa hubungannya dengan lagu?
Oke, sebenarnya yang membuat aku mengikuti kisah Grey Jingga ada 2 alasan.
Satu, tiap ada post baru, Kak Sweta selalu nambahin caption yang isinya kalimat romantis gitu. Agak lebay kadang bahasanya. But that's cute :3
Dua, Kak Sweta juga ngasih soundtrack buat komiknya. Lagunya standar juga mungkin. Tapi pas banget sama kisah Grey dan Jingga, sama Dharma sama Zahra, Alex juga, Nina sama Martin juga (sebutin aja semua tokohnya)
Dan...
Ada satu lagu yang aku paling suka (yang lain aku juga suka kok, Kak Sweta)
Judulnya Pangeran Kesepian.
Enaaaak banget didengerin. Sampe-sampe aku bikin cover-nya, hahaha.
Alasan utamanya mungkin bukan itu sih.. Sebenarnya karena aku merasa lagunya aku banget :) Tapi bukan aku yang nyanyi, harusnya aku yang dinyanyiin. Berarti lagunya jadi Putri Kesepian (pret, Yan, pret). Btw, bukan kesepiannya ya yang disorot. I'm alone doesn't mean I'm lonely. Aku bahagia kok.. Hohoho.

Jadi, buat para penggemarku dimanapun anda berada (boro-boro, eksistensinya aja dipertanyakan), kalo lirik dan judulnya diubah dikit lagunya pas tuh.

Tapi, pengen nggak sih ada lagu spesial yang memang ditujukan buat kamu seorang? Kayanya seru.. Coba aku bisa main alat musik. Aku bikin lagu deh.. Kan lumayan ada lagu buatku. Walaupun dari aku sendiri (pret).

Ah, udah ah. Berandai-andai mulu kerjaannya. Belajar Dian, belajar. 3 minggu lagi lhoo. Oiya, 3 minggu lagi aku ke Bulgaria euy. Doakan sukses yaa, kalo kepo blogku aja bisa masa doain nggak bisa? Jiahaha..

Oiya, ini aku kasih lirik Pangeran Kesepian deh. Barangkali ada yang penasaran.

-----------
Mentari jadi bayangmu
Kesendirianmu membuat hatiku bertanya-tanya
Siapa yang kau impikan

Aku terpaksa menunggu membuka hatimu
Agar kau tahu bahwa hatiku slalu perhatikanmu disini

Dan senyummu juga sedihmu jadi perhatianku
Kau sempurna.. Untukku
Biar gundahmu jadi gundahku
Berbagi dan bersama..
Pangeran kesepian, biarlah dirimu ku temani

Kau selalu sendiri
Sang pemalu yang menunggu
Mencairkan hatimu yang beku
Mampukah aku?

Dan senyummu juga sedihmu slalu jadi perhatianku.. Oh..
Karena gundahmu membuat diriku
Tak tega biarkanmu kesepian

Pangeran kesepian
Tak lagi kesepian
Biarlah dirimu ku temani..

Senin, 16 Juni 2014

Rindu

. Mungkin rindu itu ketika mengaku tak memikirkan namun ada sosok yang hadir dalam mimpi
. Mungkin rindu itu ketika terdiam melihat sesuatu merasa ribuan memori menyeruak keluar darinya
. Mungkin rindu itu ketika segan hendak menyapa namun kecewa jika tak disapa
. Mungkin rindu itu ketika merasa ingin bertemu namun jarak, waktu dan kesempatan tak senada dengan keinginan
. Mungkin rindu itu ketika mengingat perasaan bahagia dan tanpa sadar bayangannya terlintas sejenak
. Mungkin rindu itu ketika mau menunggu tanpa memperhatikan sejauh apa waktu berlalu
. Mungkin rindu itu seperti kunang-kunang, tak tampak saat terang namun jelas terlihat ketika gelap datang

Jika benar adanya, mungkin aku memang merindu.
Mungkin bukan hanya rindu? Mungkin sayang?
Sayang terlalu rumit untuk bisa dinyatakan, meskipun sangat sederhana untuk bisa dirasakan
Rindu dan sayang terlampau jauh bedanya..
Ah, jangan tanyakan sayang.
Aku hanya sekedar rindu..

Minggu, 01 Juni 2014

Upaya Mengharumkan Almamater

Seneng itu saat kebagian kamar yang executive. Pemandangannya okee :D
We can see the sun rise from our window :D
Beautiful view when the night comes
Big mirror in front of the lifts, makes me want to take a selfie -_-
Hai, Laksamana! We are ITB team :)
Dan akhirnya untuk pertama kalinya masuk lawang sewu *kemaneaje
Udah seneng ngeliat aneh-aneh di foto, eh mas Afif -_-
Satu-kosong-satu itu nomor kami, Matematik

Usaha kita nggak sia-sia kawan. Alhamdulillah juara umum (y)

Bakti kami untukmu, Tuhan, bangsa dan almamater. Merdeka!
Nunggu kereta? Mending nonton orang mancing di depan stasiun
Nunggu kereta? Ngapain? Mending karaokean

Sabtu, 31 Mei 2014

Sinau, Yan. Sinau..

M : Mas Rudi
D : Dian
M : Wkwkwk honorable,  kakeyan dolan dian ke... hahaha.. ayolah lolos  sekali2, sinau meneh
D : Iyo sinau deh sinau. Tak oyak taun ngarep Mas.. 
M : Ora keno taun ngarep, sinau saiki rung telat
D : Hahaha. Nggih mas e, tak sinauuu 😬😬
*Begini rasanya ngomong sama dewa, HM = cupu, yang lain ngasih selamat, yang ini ngasih omelan. Hahaha.
Semangat semangat semangaaaatt!

Minggu, 25 Mei 2014

Sun Go Kong? Sam Poo Kong ...

D : Davin,  B : ibu panitia

D : "Bu, besok jalan-jalan di Semarang kemana aja?"
B : "Oh besok mau ke Lawang Sewu, Kota Tua, sama Sun Go Kong"
D : "Sun Go Kong? Sam Po Kong kali bu?"
B : "Iya pokoknya Sun Go Kong lah"

Ckckck, si ibu memang tidak mau kalah.


ONMIPA Pertama. Semoga Bukan yang Terakhir :)

       Again and again and again, I don't write anything here. You must be feeling neglected, right, my blog? Sorry.. Hehe :) Biasalah, sibuk (ceilah, gaya lu selangit)

       Well, ini bulan Mei. Agenda terbesar yang aku nanti di tahun ini pun sudah selesai (hari ini tepat hari terakhir kami berkompetisi). How are you, Day? Hmm, aku sendiri bingung.. It's my first try here. Although some people thought I could be an expert, I'm not sure. Ya bagaimana? Orang seperti ini mau diandalkan? Kuliah aja kagak beres (ini pengakuan jujur loh). Tapi alhamdulillah super alhamdulillah, meskipun tidak membawa pulang medali, Honorable Mantion di tangan. Meleset dari perkiraan sih. Eitss, jangan berpikiran lain dulu. Perkiraanku sendiri aku akan pulang dengan tangan hampa -_- (kok sedih sih kamu, Yan). Fyi, soal testnya : subhanallah walhamdulillah wa la ilaha ilallahu allahu akbar. Aku tidak bisa mengekspresikannya dengan kalimat, jadi yah, hanya bisa tasbihan aja.

       Berbeda dengan post tentang OSN Pertamina, sepertinya post ini akan super duper jauh lebih singkat. Pengen-nya sih  agak panjang, apa daya memang tidak banyak cerita yang ku lalui. Kali ini, aku mendapat kesempatan untuk bisa mengikuti kompetisi nasional secara langsung tanpa harus melalui step sebelumnya seperti peserta yang lain. Ini kabar baik. Tapi juga kabar buruk. Baiknya, aku tidak perlu melalui masa menegangkan seleksi tingkat ITB -yang tahun lalu aku tidak lolos itu, iya itu- jadi satu kekhawatiran dapat diabaikan. Buruknya, yang namanya orang merangkak dari awal dengan orang yang tiba-tiba sampai di depan secara 'instan', pasti semangatnya beda. Mungkin hal ini yang membuatku kurang dapat feel di ONMIPA ini, padahal ini kesempatan yang sudah aku tunggu begitu lama. Maaf, Bu, Pak, Dian belum bisa tepati janji yang Dian ikrarkan 6 tahun yang lalu. Tahun depan insya Allah Dian ikut lagi, semoga beruntung di seleksi pertama dan nasionalnya, seleksi regional insya Allah bisa dilewati, hehe. Tuhan, dibantu yah, masih ada satu kesempatan ini kan? Janji deh, nggak wacana. Janji deh, nggak males. Janji deh, nggak mau ulur-ulur waktu. Udah tingkat empat soalnya tahun depan, kan aku pengen lulus Juli, Tuhan, jadi dibantu yaaaahh -maaf doanya suka random ya Allah-

       Aku tidak gagal, tidak juga meleset dari target. Keinginan jelas menjadi yang terbaik disini. Tapi targetnya, tidak ada (saya cukup tahu diri, first try, jangan muluk-muluk dulu). So, it's a great result for me. Kalau memang mengecewakan beberapa pihak, aku minta maaf banget. Aku tidak bisa memberi janji kepada kalian, janjiku ke orang tuaku pun belum berhasil ku tepati. Jadi, maaf mengecewakan. Kalau ada yang bertanya kenapa bisa hasilnya seperti itu? Ini karena satu, aku memang kesulitan mengerjakan soalnya, dua, aku lama tidak berlatih sehingga kurang terbiasa, tiga, memang jalannya demikian :) Kalau aku sendiri bahkan tidak kecewa, kenapa kalian sedih? Hehehehe. I'm not what I used to be. Dulu, aku terbebani dengan perasaan bersalah karena ke-kurangberuntung-anku. Tapi sekarang, aku baik-baik saja, guys (mmm, nyesek sedikit sih saat melihat perolehan nilai, tapi aku rapopo :D ) Cheer up. Selalu ada kesempatan lain kok.

Dian Sito Rukmi masih pejuang. 
Dian Sito Rukmi tidak akan menyerah. 
Dian Sito Rukmi selalu kuat. 
Dian Sito Rukmi selalu merangkak dari bawah 
-makanya giliran dikasih 'instan' malah kadang-kadang terjadi anomali-

       Semangaat semuanya. Ayo berjuang demi mimpi-mimpi kita. Tapi berjuang bukan berarti menyiksa diri looohh. Semangat-semangat-semangat (pake nada senam). Btw, doakan saya cepat sembuh, beberapa hari ini flu-batuk-demam terus. Sekarang malah suaranya mulai seksi gitu (seksi naon, orang udah hampir ilang begitu)

Special thanks to 
keluarga di rumah (Dian kangen, 2 minggu lagi Dian pulang),
all ITB squad, terutama tim Matematika, Fitri & Anna -sohib sekamar-, kak Bijak -partner OSN Pertamina-
Ena -temen baru yang kayaknya punya kepribadian serupa, bedanya dia feminin-
Cindy -yang menyemangati dari jauh, asek-

typo sih, tapi.. ah sudahlah

Minggu, 20 April 2014

Kejayaan Masa Lalu

Lagi liat-liat foto dan tiba-tiba berhenti sejenak di foto itu.
Kangeeeeeenn banget rasanya.
I used to be so cool..
But now?
Jauh dari itu.
Butuh motivasi lebih sepertinya. Tapi lebih butuh kesadaran diri.
Ayo ah, Day. Temen-temenmu udah sekian mil di depan tapi kamunya selangkah dari start udah capek pengen mundur. Cupu namanya..
Tadi siang ada senior bertanya, "kamu BP nggak, Yan, sekarang?"
"Nggak, Mas"
"Bagus bagus. Internasional dulu ya jangan kebanyakan sibuk di yang lain. Dulu 3 kali gagal terus to? Sekarang harusnya bisa."
"Amin."
Ini amin yang paling 'ngarep' yang pernah aku ucapkan rasanya.
Luruskan ya Allah. Lancarkan dan beri yang terbaik.
Aku berusaha lebih ambis deh (semoga tidak wacana)
Bismillah.. Diniati dulu. Semoga bisa. Kalau nggak bisa? Ya udah, optimis dulu :)

Minggu, 30 Maret 2014

Cerita OSN Pertamina 2013 (4)

Minggu, 6 Desember 2013

Berbalik badan, aku ulurkan uang ke mamang ojek yang mengantarku sambil tersenyum meskipun aslinya loyo. Alhamdulillah mamangnya baik. Malah dia yang riweuh tanya-tanya orang travel mana yang mungkin masih bisa (merasa bersalah sepertinya). Kata tukang parkir ada Cipaganti, masih sampai jam 9 kalo itu. Kalau nggak apa gitu namanya, tapi agak jauh tempatnya dari Dago. Sebenarnya, sore aku sudah telp Cipaganti katanya penuh, kata mamangnya mungkin masih ada waiting list. Berburu keberuntungan, kami cabut ke Pasteur.
Sampai agen Cipaganti Pasteur, mamangnya masih menunggu di luar kalau-kalau itu penuh dan aku butuh diantar ke tempat lain. Aku menuju loket dan bertanya keberangkatan travel ke Depok. Waiting list katanya, mukaku lesu. Terus sejenak berpikir-pikir mau menunggu atau cari travel lain. Tapi kemudian mbak-mbak yang satu bilang, "udah kasih aja atuh". Dan akhirnya 1 tiket di tangan. Pas berangkat pukul delapan dan sekarang pukul 19.56. Subhanallah.
Transaksi selesai, aku berbalik mengambil barang sambil membayar dan berterimakasih kepada mamang ojek yang mengantarku. You give me one more chance, God, thanks a lot.

Senin, 7 Desember 2013

Pukul 00.02 sekarang. Dan aku di Depok sekarang. Beberapa menit yang lalu aku merepotkan panitia untuk registrasi ulang (panitianya sudah berkostum piyama bahkan). Dan saat dimintai kelengkapan surat izin, aku bilang saja menyusul (padahal belum ada). Maaf yaa, hahaha.
Here I am. Kompetisi dimulai pagi ini. Di luar ekspektasi, akhirnya aku jadi berangkat :)

Hari-hari berikutnya selama OSN

Detilnya sepertinya tidak perlu diceritakan, karena hal yang paling seru adalah Jumat-Sabtu-Minggu sebelum keberangkatan. Hihihi. Sedihnya ada sih, sesampainya di Depok aku menghubungi bapak kaprodi, baru dapat nomornya hari itu. Aku kabarin kalau aku ikut OSN di Depok, dan mau kalau boleh mau minta surat keterangan biar bisa nyusul ujian. Sayang balasannya super singkat. Dan pas aku balas balik, tidak ada respon. Huaaaa, bapaaaak, jangan marah dong, saya udah berusaha ketemu bapak, tapi nggak bisa-bisa, huhuhuhu..

Intinya, OSN kali ini rasanya berbeda dari OSN yang dulu-dulu. Mungkin karena prosesnya lebih penuh perjuangan. Mungkin juga karena penyelenggaranya berbeda. Mungkin juga karena provinsi yang diwakili berbeda. Yang pasti menyenangkan adalah tambah kenalan. Selalu menyenangkan melihat pelajar dari berbagai sudut negeri, berbagai ras, berkumpul di satu tempat. Apalagi main-main gratis kemana-mana. ~Lalalalala (kalo main seneng)

Hari pertama, Senin, paginya upacara pembukaan di salah satu gedung di UI. DIlanjutkan dengan test tertulis, yang penuh kekacauan karena aku salah mendengar lama waktu yang diberikan (konyol deh).
Suasana Ruang Matematika -kelihatan banget aku yang mana
Seusai test, kami ke Dufan. Standar mungkin. Tapi seru. Ke Dufan hari Senin itu bagaikan makan di McD sendirian pas ada promo dan boleh nambah sampai menggelepar. Sayang hujan turun, jadi tidak semua wahana bisa ditaklukkan.

Hari kedua, Selasa, kami ke TMII, ke pusat IPTEK dan Museum Energi. Well, ini menyenangkan juga. Membuka wawasan mengenai energi yang kita punya. Mengenai proses rumit yang harus dilalui untuk menghasilkan bahan bakar. Dan baru ngeh kalau asumsi di makalahku mengenai bahan bakar minyak ngawur.
Kok aku suka ya sama kalimatnya
OSN Pertamina 2013
Sepulang  jalan-jalan, malam di wisma dihabiskan dengan seminar dari pihak Pertamina dan pengumuman 6 besar. Deg-degan. Sempat berharap tidak lolos, karena malu kalau harus mempresentasikan makalah konyol asal jadi itu. Tapi, sayang juga, karena pesertanya hanya sedikit. Bahkan untuk berdoa pun galau, bingung memohon lolos atau memohon tidak lolos.
Tapi akhirnya lolos. Aku dan 2 anak ITB lain (1 bidang Kimia, 1 bidang Matematika) berhak mengikuti babak presentasi. Dan ada kabar baik lagi, 4 orang dari kamarku semuanya lolos ke babak presentasi (kyaaaa, kamar 307 keramat). Alhasil, malam berikutnya, kami sibuk menyiapkan presentasi kami sambil menggila bersama.

Hari ketiga, Rabu, kami diajak jalan-jalan ke PT. Pertamina Geothermal Energy di Garut. Tempatnya keren. Lagi-lagi, hujan turun sayangnya. Jadi main jauh-jauh hanya untuk duduk, makan, dan memperhatikan daerah disana dari dalam bus.
Pertamina Geothermal Energy
Strong Girls

Hari keempat, Kamis, Saatnya presentasi. Dag-dig-dug. Bidang Matematika memiliki 6 peserta, dan aku mendapat urutan presentasi kelima. Kenapa belakang sih? Tambah nervous... Tapi overall, begitulah, jauh dari bagus memang, tapi tidak sepenuhnya hancur, hanya sebagian hancur, hahaha (dibantai dosen dari almamater sendiri lho, kasihan)
Pakai kemeja demi presentasi

Hari kelima, Jumat, sebelum Jumat-an, kami diajak ke Pertamina Plumpang. Luas banget bro tempatnya. Tempatnya bahan bakar berkumpul dan bercengkerama dengan sesamanya (omong opo). Selanjutnya, kami langsung cabut ke Kantor Pusat Pertamina sedangkan cowok-cowok muslim langsung solat Jumat di Istiqlal. Sembari para lelaki solat, sisanya sibuk mengisi perut. Di kantor Pusat kami sudah disambut dengan makanan prasmanan yang enak-enak nggak ada obat.
Acara berlanjut. Pengumuman pemenang. Sebelumnya ada NUDI lhoo. Seneng bisa lihat Ryan nyanyi langsung di depanku (lebay)
NUDI
Saatnya pengumuman. Deg-degan banget. Ini pengumuman paling mendebarkan sejauh ini (serius, dulu tidak pernah semenegangkan ini) Dan alhamdulillahirabbil alamin, juara 2 di tangan. Lagi-lagi teman-teman sekamarku juara juga. Hahaha, memang kamar 307 kamar keramat.

Kamar 307
Teman se-almamater juga berhasil membawa juara 2 Kimia, serta juara 2,3 di bidang project.
Sesuai janji kami, seusai pengumuman, kami 11 orang perwakilan ITB (aku cewek sendiri, bosen -.- ) mengumandangkan salam Ganesha. Merinding rasanya walaupun cuma ber-11 (nggak usah dilampirkan fotonya deh, kan udah pernah). Rasanya seperti mengumandangkan salam Ganesha di depan orang se-antero Indonesia (emang iya kan? Kan perwakilan semua provinsi ada di sini)
Dan cerita ini berakhir disini. Esok hari saatnya pulang dan menyusul ujian (kalau bisa dan diperbolehkan)


Thanks Pertamina for the experience I had. Thanks a lot :)


Cerita OSN Pertamina 2013 (3)

(masih) Sabtu, 5 Desember 2013

Sehabis Isya, akhirnya aku membulatkan niat mengerjakan makalah ini. Dimulai dari membaca artikel yang diberikan satu per satu. Akhirnya setelah menimbang-nimbang aku memilih salah satu topik dan berusaha mencari permasalahan yang bisa diangkat.
Dasarnya memang orang yang tidak berbakat di bidang seperti ini, menarik rumusan masalah pun butuh waktu yang begitu lama. Giliran rumusan masalah ditemukan, penyelesaiannya bingung. Alhasil, berjam-jam hanya mengutak-atik rumusan masalah agar memungkinkan untukku mencari penyelesaiannya. Belum lagi, modal penyelesaianku sedikit sekali. Yang ada di otakku hanya persamaan diferensial, persamaan linier (berapa variabel bisa deh asal masih diterima akal sehat), olah data bisanya yang simpel saja semacam rata-rata, standar deviasi, regresi, korelasi. Sebenarnya isi kuliah Matnum bisa dipakai sepertinya. Tapi ini kan sudah H-1, mana cukup waktunya? Jadi aku putuskan memilih judul dan rumusan masalah yang super-duper-simple-nggakadaobat. Yang penting jadi dulu. Ini juga belum tahu akan terpakai atau tidak. Baiklah, kotret-kotret selesai. Sudah ada bayangan mau menulis apa, data apa yang harus dicari dan bagaimana cara mengolahnya. Sesaat melirik jam. Aje gile buset. Jam 1 pagi, man. Seharusnya tulisan ini sudah berganti tanggal.

Minggu, 6 Desember 2013

Sambil menelusuri dunia maya mencari data, sambil mengetik presentasi, sambil sambil mengetik makalah pemodelannya, sambil ngantuk-ngantuk, sambil membuka email informasi dari admin OSN mengenai kriteria makalah. Suddenly, something has opened my eyes up. Ada syarat surat izin dari dekan fakultas atau yang bersangkutan. Upayaku bertemu kaprodi 3 hari terakhir 'kan nihil. Gimana caranya bisa berangkat kalau begitu? Mau nangis (tapi nggak jadi). Diam sejenak 15 menit-an.
Sempat stuck. Mungkin tidak perlu diteruskan. Fix nggak berangkat ini mah. Tapi kemudian berpikir mungkin masih ada jalan. Ya sudahlah, berangkat tanpa izin mungkin tidak masalah. Sejujurnya aku belum tahu proses keberangkatan besok bagaimana karena tidak ada informasi lebih lanjut dari pantia. Dari email yang dikirim, keterangannya tiket dsb ditanggung panitia dan keberangkatan peserta nanti bersama PIC provinsi (tapi tidak dicantumkan siapa PIC tiap provinsinya). Sabtu pagi aku sempat mengirim email ke admin yang bersangkutanu mengenai keberangkatan tapi tidak ada balasan sampai detik ini, jadi aku putuskan menunggu sampai Minggu pagi saja siapa tahu dibalas, kalau tidak ya aku cari kontak-kontak lain. Mau teror panitianya biar diberi kejelasan.
Dini hari itu aku habiskan bersama laptop dan kertas berserakan dimana-mana. Begadang. Sampai pagi. Ternyata mencari data di dunia maya tidak semudah yang ku pikirkan, harus ganti-ganti keyword. Harus teliti melihat situs. Harus membandingkan mana yang valid kalau ternyata sumbernya banyak. Dan pagi itu, pukul 3.30 (di hp) aku baru mendapatkan data yang ku butuhkan.
Proses berlanjut, mulai mengetik isi makalah dan presentasi lalu berhenti di bagian perhitungan dan analisis. Angkanya, bung. Besar nian, capek ngolahnya. Senjata yang menemaniku bertambah satu. Kalkulator. Tapi panca indera mulai melemah satu. Mata. Sekilas melirik, pukul setengah tujuh pagi.

                 ..... pukul setengah delapan pagi ......
Aaaaaagh, ketiduraaaan. Langsung bangun, langsung melanjutkan pekerjaan. Sebelumnya, buka hp, buka laptop. Cari-cari kontak panitia. Mau teror.
Dapat dua kontak. Langsung call. No answer. Try another number. No answer. Trying and trying, again and again. Still no result. Kampret. Ini kenapa sih semua orang sama hp-nya? Akhirnya aku sms saja kedua nomor itu. Berharap ada balasan. Kalau tidak, yoweslah, pancen ora rejekimu, nduk.
Singkat cerita, aku semakin malas menyelesaikan semuanya. Semakin lamban juga kecepatan menghitung dan mengetiknya. Alhasil sekitar pukul 14 makalah dan presentasinya baru selesai. Leye-leye akhirnya diriku di kamar. Maunya tidur, tapi masih ngarep ada balasan email maupun sms.

                   .....pukul setengah empat sore........
Telepon masuk. Nomor asing. Angkat saja siapa tahu penting. Unexpected, ternyata beneran panitianya ngontak balik. Tapi simple banget ngomongnya. Cuma tanya :
(1) ini benar nomor Dian dari ITB? (2) Dian udah dimana? (3) Udah tahu kan hari ini mulai pembukaan acara? (4) Sampai sini jam berapa? Kami tunggu.
Tutup.
Kampret.
Tapi biarlah, yang penting sudah dihubungi. Alhamdulillah. Tapi ini sudah jam setengah empat wooooyy. Naik apa aing teh?
Langsung bilang Laras, mau minta no travel ke Depok. Ada 3 kontak. Dihubungi semua. Satu tidak bisa nyambung. Satu penuh, baru ada besok pagi. Satu tidak melayani travel ke Depok.
Ya Allah sedaya lepat nyuwun pangapunten.
Googling dulu, ada banyak no travel. Langsung call. Penuh. Penuh. Penuh. Alhamdulillah terakhir ada. Agennya dekat, di Balubur. Ada jam setengah enam, ada jam setengah delapan. Aku ambil jam setengah enam.
Ambil flashdisk, print makalah dulu. Lalu cepat-cepat mandi. Ambil koper, packing. Dasarnya memang mepet waktunya, packing belum selesai sudah dapat sms dari travel bersangkutan. Katanya ditunggu, 5 menit lagi travel berangkat. Zzzzzzzzz. Aku mundur deh berangkatnya, jam setengah delapan jadinya. Untung masih ada kosong, jadi dibolehin sama mas-nya.

                    ...............Magrib.............
Packing selesai. Diajak Laras makan. Boleh deh, masih jam 6 ini. Sesuai perkiraan, jam 7 sudah selesai makan, sehabis pamitan ke Laras dan ibu kost, langsung cap cus ke pangkalan ojek biar tepat waktu sampai agennya. Ternyata eh ternyata, macet na'udzubillah. Mas ojeknya aja sampai kesusahan lewat. Sampai di belakang ITB, mas travel melakukan teror. Diancam ditinggal kalau 3 menit lagi belum sampai. Batas keterlambatan cuma 5 menit katanya. Aku coba nego, toh sudah deket ini. Tapi si mas masih terus main teror. Sampai Pelesiran, masnya bilang travel berangkat. Aku bilang sudah sampai Pelesiran. Tetep wae ditinggal. Sampai Balubur. Sepi. Masuk agen. Masnya ketawa sinis. "Udah ditinggal, mbak". Lihat jam, 19.37. Kampret. Nyesek. Hopeless. Mau nangis (nggak ding)
Pulang aja deh. Wis ben, mutung aku suwi-suwi.

*bersambung*
*maaf kalau postnya banyak kampret-nya*

Cerita OSN Pertamina 2013 (2)

Selasa, 3 Desember 2013
Minggu ini, minggu terakhir perkuliahan semester 5. Dan hal yang menyenangkan dari kuliah terakhir adalah melihat slide kuliah yang disampaikan dosen mencapai halaman terakhir (bertuliskan Terima Kasih dengan font besar). Jadi, tumben super duper tumben, selasa jam 7 pagi ini aku masuk kuliah Aljabar Linier.
Seperti biasa, aku terlambat 15 menit (maaf ya Pak). 15 menit kemudian, salah satu teman datang ke kelas. Biasa terlambat memang ini manusia. Dia duduk di sebelahku dan langsung bilang, "Cie, mbak, selamat ya, kapan berangkat?"
Lah, bingung dong aku. Cie apa? Selamat apa? Berangkat apa? Sambil bingung, aku balik bertanya, "Emang apaan?"
Usut punya usut, ternyata pagi ini hasil penyisihan OSN Pertamina diumumkan. Jauh dari perkiraan, aku menempati peringkat 1 Jabar (wuuuu, subhanallah). Disusul peringkat 2 dan 3 adalah 2 orang teman seangkatanku, salah satunya ya orang yang ber-cie-cie tadi, Davin dan Tamaro. Peringkat 1 bukan berarti hasilku terbaik se-Jabar, karena di atas peringkat 1 provinsi ada juara regional. Yang mungkin mengganjal untuk kami mungkin karena juara regional Jabar adalah seorang anak ITB yang masih tingkat satu alias TPB (anak tingkat 3 kalah sama anak tingkat satu broooo)
Untuk mengikuti final OSNPTI ada satu syarat yang harus dipenuhi. Yaitu makalah pemodelan. Berdasarkan informasi dari teman-teman yangsudah ikut tahun lalu, para finalis diberikan artikel tentang energi atau bahan bakar, dan diwajibkan menentukan permasalahan dan menyelesaikannya sendiri. Dan itu semua dituangkan dalam makalah yang kemudian akan dipresentasikan jika berhasil lolos 6 besar nasional.
Sayangnya, kesempatan datang di saat yang menurutku kurang mendukung.
Seperti yang ku tulis di awal, minggu ini minggu terakhir perkuliahan. Yang berarti, minggu dimana tugas menumpuk, kuis menumpuk, bahkan ada mata kuliah yang mulai ujian. Satu lagi. Akhir minggu ini, anak TPB ujian Kalkulus. Wowowow. Yang ujian memang mereka, tapi tutornya ikut pusing -_- Minggu ini sudah cukup sempurna untuk menyita waktu dan tenagaku. Eh, ditambah syarat ikut final OSN Pertamina : Makalah Pemodelan. Terima kasih banyak. Apa mundur saja OSNPTI-nya? Tapi sayang. Apalagi kalau bisa menang. Hadiahnya lumayan, woy. Bisa buat kebutuhan keluarga yang di rumah. Tapi sepertinya makalah tidak akan selesai. Lalu? Let's see then..

Jumat, 4 Desember 2013

Hari ini sudah H-2 berangkat ke Depok. And you know? Belum 1 kata pun aku ketik untuk makalah. Seminggu ini aku pulang malam dan sesampainya di kost langsung melembur tugas sambil belajar untuk kuis-ujian. Hampir setiap malam tidak selesai sih karena aku kelelahan dan ketiduran (beuh).
2 hari ini sebenarnya aku bolak-balik TU, sostek, ruangan dosen Matematika. Di TU : berusaha bertemu kaprodi, ingin konsultasi tapi bapak terlalu sibuk jadi saat aku ada kesempatan, bapaknya yang tidak di tempat. Di Sostek, berusaha bertemu salah satu dosen MKDU, meminta ujian susulan kalau-kalau aku jadi berangkat dan meninggalkan ujian. Di ruangan dosen, 2 dosen sebenarnya, dengan alasan yang sama, berusaha bertemu untuk meminta izin ikut ujian susulan. Hasilnya nihil. Dosen-dosen sibuk sekali, sering tidak ada di ruangannya, gagal bertemu deh. Dosen MKDU juga sering tidak di kantor. Yang jelas aku berusaha meminta kontaknya tapi tidak diperkenankan, entah alasan apa, malah dimintai surat keterangan macam-macam kalau mau izin. Ini sudah Jumat, bapak, kenapa waktu aku datang hari sebelumnya bapak nggak bilang? Mengesalkan sekali persoalan birokrasi ini -_-
Ada alasan lain kenapa aku tidak berhasil menemukan waktu yang tepat ketemu dosen. Padatnya jadwal adek-adek yang meminta les membuatku harus bolak-balik kampus-Cisitu-Tubagus-kantor. Baru nunggu di TU sejam, harus pergi lagi. Baru nunggu di Sostek sebentar, harus pergi lagi.
Salah memang, baru memulai mencari dosen-dosen yang bersangkutan sejak Rabu. Tapi kan pengumuman pemenangnya juga baru Selasa. Lagipula email informasi OSN-nya baru dikirim Kamis. Mana tahu aku harus ngapa-ngapain dulu? Dulu ikut lomba gampang soalnya, tidak se-riweuh ini. Sedih pokoknya ih minggu ini.

Sabtu, 5 Desember 2013

Pagi ini, akhirnya perkuliahan resmi selesai. Dan satu lagi tugas selesai, karena pagi ini UTS Kalkulus dilaksanakan. Alhamdulillah.. Tinggal tiga hal, deadline modul (biasa, pekerjaan), ujian yang tersisa dan OSN Pertamina. Seusai mengawas ujian Kalkulus, aku masih berusaha mencari dosen yang bersangkutan. Alhamdulillah satu dosen berhasil ditemui meskipun harus menunggu lama. Ibu dosen ini hanya minta surat keterangan dari prodi. Biasanya ada dosen yang mengurusi hal ini, jadi aku diminta bertemu beliau, sebut saja ibu X. Hari sebelumnya aku sudah berusaha ketemu sih, tapi kebetulan yang menyedihkan terjadi juga. Beliau sedang tidak di ruangan. Seusai bertemu dosenku barusan, aku langsung bergerilya ke ruangan ibu X. Ternyata, si ibu tidak ke kampus hari ini. Astagfirullahaladzim. Mau ketemu kaprodi lagi, ruangannya tutup -_- Mau tanya ibu yang di TU, eh, ini Sabtu, TU juga tutup. Apes memang.
Akhirnya berat hati aku melangkah pulang, mau menyelesaikan modul dulu, harus dikumpulkan sore ini. Sambil membuka HP, aku berusaha mengontak ibu X. Tidak ada respon. Aku sms. Tidak ada respon juga. Ini dosen ITB lagi pada kenapa sih? Dongkol pangkat n kan jadinya..
              ....       sore datang     .....
Deadline selesai. Tinggal memikirkan satu hal penting mendesak dalam waktu dekat ini. OSN Pertamina. Sudah H-1 keberangkatan, but I've did nothing. Makalah belum setitik pun dibuat. Aku buka HP. Ada balasan dari ibu X (balesnya agak lama dari waktu aku sms). Intinya, si Ibu minta maaf karena beliau sudah tidak mengemban tugas itu lagi, jadi silakan langsung hubungi kaprodi, semangat olimpiadenya, semoga sukses. Speechless. Aku pikir akan ada sedikit bantuan, tapi... Baiklah, kemungkinan besar tidak bisa berangkat tanpa izin prodi dan sebagainya. Tapi entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok, dan lusa, dan lusanya lagi. Bertentangan dengan itu, aku justru memutuskan mengerjakan makalah tersebut sekarang (nggak ding, mandi dulu, solat dulu, makan dulu) Oke, berarti, sehabis Isya aku mulai. Perkara jadi berangkat atau tidak, perkara diizinkan atau tidak itu urusan belakang, yang penting jalan dulu.

*bersambung*

Selasa, 25 Februari 2014

Lagi-lagi

Isi waktu luang pas diskusi kelompok di kelas teori koding :)

Minggu, 23 Februari 2014

Drawing

Drawing. It's fun although sometimes we find it hard to get a good result.. So do I.
I like drawing. As much as I like dancing. As much as I like singing. They have so many similarities for me.
I like them, but I'm not an expert at it.
I like them, although I don't do it all the time.
I like them, because they make happy.
I like them, just like that..
I don't need to do it regularly, or seriously..
But if I want, I can do it anytime, anywhere.
Yang penting aku seneng dan nggak butuh banyak mikir banyak tenaga.

Gambar ITU diambil 23 februari '14, jam 8-an, di Alamanda 99, rumahnya adek yang les sama aku.
Iseng sebenarnya. Sembari ngeliatin si adek ngerjain soal, mataku ter-distract oleh kacamataku sendiri ditambah cangkir unyu isi teh manis hangat di belakangnya. Alhasil, sibuk menggambar pada akhirnya :3
Jelek memang, namanya juga hobi yang tidak pernah diasah, hahaha.
Biarin lah, yang penting seneng ^^

Sabtu, 22 Februari 2014

Jelly-like

Teluk Penyu, Cilacap

Salah satu alasan kenapa aku suka laut?
It's jelly-like !!
Kalau kamu sedang berada di tengah-tengah laut (nggak perlu jauh-jauh sebenarnya, sekian ratus meter dari garis pantai cukup), coba deh lihat sekeliling. Pasti permukaan laut terlihat kenyal.. Ya kalau lautnya semacam laut kidul yang ombaknya gede, pasti bukan seperti jelly kaku, tapi lebih mirip agar-agar belum dingin yang digoyang-goyang tempatnya. Aaaaaa, super unyu :)
Ini nggak penting sih emang, namanya juga seneng, ya gimana lagi ^^


Posted via Blogaway

Cerita OSN Pertamina 2013 (1)

Oke, ayo mulai.. Kembali ke tahun 2013..
Awal November 2013
Si C, Cindy, sohibku di Matematika ITB, temen ngegalau, temen nge-pink, temen mainan kode (tapi biasanya dia gagal, yang dikode nggak connect). D aku.
 C : "To, ikut OSN Pertamina nggak?"
 D : "Nggak tau, pengen tapi nggak tau ding, males daftarnya, nggak ada koneksi"
 C : "Ah, dirimu.."
 D : "Kalo boleh nitip daftarin, mau deh ikut, hahaha"

        .  .  .  .  .
Beberapa hari kemudian  
sms masuk 
(C) : "To, sms-in nama lengkap, alamat, ..." (lalala-nya lupa, intinya data diri)
 sms masuk lagi
 (C) : "itu no registrasi sama paswordnya udah ada, cek fb ya"  
Gila, seneng banget aku mustinya punya temen baik kayak gini ^^

Seminggu sebelum penyisihan
C : "To, udah login akunnya?"  
D : "Udah"  
C : "Udah upload foto?"  
D : "Udah"  
C : "Udah print? Minta tanda tangan kaprodi?"  
D : "Males ah, ntar aja kalo yang ribet-ribet gitu"  
C : "Huu, dasar, seleksinya tinggal seminggu lagi kan ya? Belajar bareng dong yuk. Ajarin "  
D : "Woh, iya? Baru tau malah. Yaudah boleh-boleh hayuk, ntar sms aja yak"  
Kelihatan deh mana yang niat mana yang enggak, hehehe. Hari berlalu, sayangnya, sampai H-1 belajarnya hanya wacana karena kesibukan masing-masing (sama si C mah emang ujung-ujungnya wacana, makan di kantin SBM aja sampe sekarang masih wacana -_- ).
Hari-H penyisihan
Pagi itu, kebetulan kelas Matematika Numeriknya Pak Apri (alias kelasku) ada kuis. Jadi, sebelumnya aku bisa bertemu dengan teman-teman dulu. Maksudnya ada teman berangkat ke tempat seleksi (sampai hari itu pun aku tidak tahu dimana tempatnya). Akhirnya, selesai kuis, aku dan 3 orang temanku pergi bersama-sama (sebenarnya yang ikut banyak tapi yang lain pada lalalala dulu *maaf bahasa kurang baik*). P, Prama, orang pinter di angkatan yang super baik suka ngajarin orang (orang lain tapi, kalo ke aku mah jahat, usil parah nggak ada obat). 
I, Indra, manusia Tasik yang mukanya lempeng, suaranya kalah sama semut *kecil beuts*, kalo ngomong dikit tapi pedess.  
D : "Cuy, ini tempat dimanski yak?"  
P : "Altim, sitooo, parah banget"  
D : "Hahaha, ya gimana emang nggak tau akunya"  
C : "Bawa pensil 2B kan, To?"  
D : "Lah, pake pensil ya? Lupa. Cuma bawa pulpen satu doang nih. Aaaaaa!"  
C : "Yaudah cari dulu gih" (keliling-keliling kelas, tanya-tanya semua orang, tiada hasil)  
D : "Nggak ada yang bawa, pake pensil mekanik aja kali ya? Kayaknya kalo itu banyak yang bawa"
I : "Eh, Sito, ini ternyata aku ada 2"  
D : "Mauuu. Yaahh, kok tumpul?" (keliling-keliling lagi, dengan tujuan berbeda, tapi tetap tiada hasil)
I : "Eh, Sito, aku bawa serutan ternyata"  
D : "Ah, Ndra, minjeminnya setengah-setengah ih" (tahu diri, Daaaayyy)
Peminjaman selesai dan kami berangkat. Pagi ini, diawali dengan ora modal, aku berangkat ^^

Sampai di Altim

Kami berempat duduk. Berdekatan dengan tempat duduk segerombol anak tingkat 2, salah satunya S. Tiba-tiba,  
S : "Kak Sito, tasnya kecil amat, kayak lagi mau main bukan lomba"  
D : "Iya, ini aja pensil dapet pinjeman dari Indra, hahaha"  
S : "Pasti nggak ada penghapus"  
D : "Kalo mau minjemin boleh.. Mana mana?" (becanda padahal)
S : "Yaudah, ini.." (sambil geleng-geleng)  
Belum sampe lombanya dimulai, lagi-lagi ora modal. Boleh lah, sekali-kali ini (sekali kau bilang?)  
Lomba berlalu. Susah sih, tapi yang penting udah berlalu dulu deh.. Hasilnya, boro-boro mikir. Aku mah jauh dari optimis. Lagipula, semenjak bulan Maret rasa optimisku memudar (cupu banget pas seleksi ONMIPA ITB, huhuhu). So, kali ini aku pikir just for fun saja lah yaa.. Tapi ternyata, nasib berkata lain :)
*bersambung*


Minggu, 16 Februari 2014

131213 - with ITB Squad

Pose alay ITB Squad -_-

Latepost sih.. Tapi no problemo deh. Tidak ada kata terlambat untuk memajang foto :)
Ceritanya 2 bulan yang lalu aku ikut OSN Pertamina dan super duper hoki banget bisa lolos nasional dan dapet juaraaaa ^^ (aku cerita di post berikutnya deh)
And here we are, ITB squad !! Meskipun tidak ada satu pun yang berhasil menyabet juara satu, tapi prestasinya lumayan kok *menghibur diri* Yang penting bisa salam Ganesha di depan orang-orang se-Indonesia, hehehe (padahal pesertanya dikit doang)

Kaktus dan Angin

Dalam hingar hatinya sunyi
Dalam riuh hatinya membisu
Dalam kekakuan hatinya rapuh

Kosong
hanya tersisa kaktus berduri
kokoh tak bergeming hingga waktu berganti

angin berhembus
jauh tak sebanding dengan hempasan sang topan
angin berhembus
pelan..
tapi pasti
semakin kerap
lemah membuai memanja rasa
kadang kencang menggoyahkan diri
apapun itu
rasanya nyaman..

hembusan anginkah yang kian melembut?
atau ia hanyalah sang bayu?
selalu berhembus pelan
selalu menyenangkan

entah..

masih terlihat kaktus berduri disana
tetap berdiri menantang hari
bersama semilir udara yang tak pasti siapa

Dalam diam hatinya berkecamuk
Dalam senyap hatinya bergemuruh
Dalam tenang hatinya gelisah

Kaktus dan angin
bukan hal sepadan untuk disandingkan
sebagaimana mawar dan karang
tak sepadan meski hanya dalam frasa kata

Kaktus dan angin
zat berbeda yang tak saling tahu
zat berbeda yang dipertemukan dalam satu waktu

Kaktus tetap tumbuh dengan tegarnya

Angin tetap berhembus dengan semilirnya