Laman

Senin, 01 Agustus 2016

(masih) ...

Lagi-lagi, mengalami ke-random-an dini hari. Pikiran-pikiran kacau lagi-lagi menggelayuti.

It's still about him. No matter how hard I try to resist, the thought about him comes up, again.

Sore tadi aku bertemu dengan teman-teman lama, teman SMP lebih tepatnya, sekedar untuk ngobrol dan mengisi waktu.

Di tengah-tengah percakapan, salah satu temanku, yang sebelumnya sibuk utak-atik hp, tiba-tiba menanyakan sesuatu.
"Day, sorry to say lho iki. Tapi beneran si ****** minggu depan meh nikah?"
Aku sudah mendengar berita ini beberapa waktu sebelumnya, so it's not that surprising for me.
"Resepsi kali. Koyone nek akad wes kok."
And then she said.
"Sumpahlah, Day. Kamu ki kok biso-bisone lempeng koyo ngono? Koyo tidak terjadi apa-apa. Nek aku wes nangis."
"Wes kebal og. Nangis e wes liwat. Kesel yo nangis kesuwen."
Done.

Serius kebal? Don't ask me. Ya enggaklah. Buktinya sekarang ada tulisan ini.

Aku bingung mau bersikap seperti apa.
Sebulan yang lalu aku masih kaget. Dan nangis, tentunya.
Masih berharap itu semua bohong, masih berharap dengan ajaibnya dia kembali lagi.
Ini pikiran bodoh sih, aku tahu. Tapi bagaimana lagi?
A brokenhearted girl never knows how stupid she is.

Tapi semakin waktu berjalan, harapan menipis dan kekecawaan menajam.
Kalau dipikir-pikir, yang dia lakuin ke aku itu.. JAHAT (Dih, Dian Sito sok Dian Sastro).
Pergi tanpa alasan. Hilang tanpa kabar. Nikah tanpa bilang.
Well, itu jahat menurutku.

Aku tahu, aku seharusnya mempertimbangkan berada di posisinya.
Memandang dari pihak yang pergi, bukan yang ditinggalkan.
I know it.
Itu sebabnya aku tidak marah padanya.
Aku hanya... kecewa. Aku masih punya hak kan untuk kecewa?

It's really hard for me to believe someone.
But he did it. He made me trust him.
And now I feel betrayed.

Kenapa harus diam?
Aku pasti bisa mengerti dan mengalah kalau segalanya jelas. Aku masih mempertanyakan ini sebenarnya.

Pertanyaan itu seperti pisau rasanya, kalau dijawab mungkin bisa membuka lebar semua fakta yang tersembunyi, tapi kalau kita tidak bisa menemukan jawaban bisa saja malah kita yang teriris dan berdarah.
Jadi daripada menambah luka, lebih baik sok-sok bahagia dan sok kuat.
Sok dulu lah minimal. Nanti juga beneran bahagia dan kuat (semoga).

Anggap saja situasi akan jauh lebih buruk andaikan kami masih bersama.
Anggap saja dia pergi karena alasan yang kalaupun kuketahui, aku pun akan berpikiran demikian.
Anggap saja kami membuat kesalahan yang besar, dan Tuhan memberikan hukuman kepada kami, sekaligus mempersiapkan hadiah yang baik nantinya.

He has already married someone else anyway.
He never speaks but sure I know this is the closure. This is the end. It's over.
He should be nowhere in my story, in my book
.
Penanya sudah mati sekarang, kawan. Buku itu tak lagi dapat kutulisi. Tak akan ada yang menarikku kembali.

Kali ini aku tidak akan berpesan apa-apa.
I know he would never read this blog anymore.
Udah beristri og. Ngapain? Hahahaha.
Tapi aku tetap doakan kok, da aku mah baik sama temen (baik kok bilang-bilang)

Masalahnya sekarang adalah, selama ini kenangannya terlalu banyak, takut jadi mudah baper.
Dan kalaupun sudah move on, akan lebih susah buka hati lagi.
Entah benteng setinggi apa yang akan aku bangun setelah ini.
Hah. Siapapun yang akan 'ada' nantinya, aku beri applause dari sekarang.
Karena aku tahu dia pasti super tangguh karena bisa melelehkan benteng yang sudah aku bangun lagi.

Ibaratnya, masa PDKT itu seperti labirin. Bisa bikin pusing, harus berhenti apa usaha lebih keras.
Selanjutnya baru deh harus menaklukan si benteng kuat dan tinggi.
Ya pokoknya, kalau sudah masuk di dalam area lalu ingin keluar karena suatu hal, ikutilah jalur ke pintu EXIT yang tersedia.
Jangan main terbang aja pake helikopter bikin bingung (ciye nyindir mantan). Hahahaha.

Sudah ah, aku baik-baik saja kok, bukan pura-pura.
I'm just dealing with shit and staying strong.
Akhir tahun nanti paling sudah cekikikan baca tulisan ini.
Kecewanya akan tumpul dengan sendirinya. Kenangannya akan memudar dengan sendirinya.
And I'll stand taller, be luckier, smarter and prettier (dih yang terakhir apa banget).
They say, time heals everything, right? I believe it does :)

Maafkan daku yang malah post tulisan beginian.
Di draft ada beberapa kok, tapi belum finished.
Kebutuhan curhat itu mendesak soalnya, jadi harus diprioritaskan.
Oke, bye, tunggu post berikutnyaaa..

0 komentar: