Laman

Minggu, 02 September 2012

OSN di Mata Beberapa Orang

OSN. Pada tahu kan apa itu OSN?
       OSN adalah singkatan dari Olimpiade Sains Nasional yang diselenggarakan setiap tahun sekali (biasanya di awal ajaran baru) dan tempatnya berganti-ganti. Aku kurang paham juga sih sistem pergantian tempatnya seperti apa, tapi kalau provinsi yang seharusnya jadi tuan rumah itu tidak siap, biasanya penyelanggaraannya dilaksanakan di Jakarta -_-" (panas bro). Tingkatannya juga berjenjang, dari tingkat SD sampai SMA ada semua.. Untuk tahun ini, dilangsungkan di Jakarta (bagi tingkat SMA) tanggal 2-8 September 2012.
       Sayangnya, ada berbagai pandangan tentang kegiatan ini.
Beberapa berkomentar...
   "Saya secara pribadi tidak begitu interest dg program OSN, saya lebih suka pendidikan kita unggul dalam bingkai kolektif, sedangkan OSN bersifat individu dan lebih berorientasi pencitraan dan fasilitas hanya dinikmati oleh segelintir generasi, masih banyak bakat dan potensi generasi bangsa ini yg harus mendapat akomodasi..."
    "Saya sendiri berpikir, alangkah lebih bijak jika dana yang berputar itu (di sini bukan hanya dari tingkat OSK, OSP, maupun OSN, tetapi juga dengan semua pembinaannya ) digunakan untuk membangun sekolah-sekolah yang selama ini tidak diperhatikan, minimal bangunan fisiknya terlebih dahulu.."
    "Ada teman yg cerita, salah satu perbedaan persiapan mengikuti OSI adalah: di Jepang dan US, pesertanya cuma diberi kelas tambahan seperti les + disuruh magang di lab kampus. Sedangkan di RI, pesertanya selama berbulan2 di-drill khusus seperti bimbel super intensif."
   "Satu hal yg tidak saya sukai adalah ketika depdiknas mengklaim kesuksesan dalam ajang-ajang tersebut seolah-olah dijadikan kampanye 'suksesnya sistem pendidikan', padahal bagi saya itu adalah mercusuar aja."     "Pembuat keputusan menganggap lebih penting menjadi juara dunia, meski melalui sedikit orang, dibanding menjadikan mayoritas siswa mempunyai kualitas lebih baik dibandingkan mayoritas siswa negara setara/maju. Coba cek hasil PISA, Indonesia rankingnya buncit melulu :( "
   "Yang pasti memang biaya OSN juga cukup besar, tapi OSN adalah wahana bagi siswa yang tertarik di bidang ilmu pengetahuan untuk mengembangkan diri dan menggali potensi diri. Seperti PON untuk Olahraga, ya begitulah adanya OSN untuk ilmu pengetahuan."
   "OSN adalah satu-satunya kompetisi di Indonesia yang sangat terstruktur. Dari tingkat sekolah > kabupaten > provinsi > nasional. Sehingga siswa-siswi yang masuk hingga ke OSN nasional dan meraih medali sudah pasti merupakan bibit unggul di bidang pendidikan."
       Banyak pro-kontra kan?
Komentar-komentar itu adalah tanggapan dari pendapat seorang dosen tentang OSN. Disini lengkapnya kalau berminat membaca.
Yah pokoknya isinya tentang latar belakang OSN, prestasi Indonesia di tingkat internasional, alumni OSN yang mudah untuk kuliah di luar negeri serta beberapa pendapat beliau.
        Iya sih, menurut saya, beberapa ada benarnya, tapi TIDAK SEPENUHNYA (maaf pake kapital, bukan emosi tapi hanya penegasan)

       OSN  memakan biaya terlalu besar. Benar. Saya selaku mantan peserta OSN merasakannya. Dari biaya transportasi, akomodasi, dsb. Tapi.. Seperti yang kita tahu, banyak (banget) orang Indonesia yang tidak sekolah. Bukan karena tidak mampu, tapi tidak mau. Tidak percaya? Buktinya saudara saya yang rumahnya agak desa seperti itu. Padahal kita tahu sendiri pendidikan itu faktor penting untuk kemajuan bangsa. Menurut saya, OSN bisa menarik perhatian mereka. Dengan iming-iming kalau menang bisa dapat banyak hal, uang saku, akomodasi, ilmu pas pembinaan dan berbagai teman. Jadi sekali-kali mewah mungkin bisa ditoleransi, toh ada hasilnya. Indonesia bisa menemukan bibit-bibit cemerlang dari ajang itu (ini hanya sekedar pendapat). Apalagi banyak anak-anak dari desa yang sebenarnya pintar tapi tidak terfasilitasi untuk mengembangkan potensinya di bidang sains. Saya sendiri dari desa dan saya akui tanpa OSN saya tidak mungkin kuliah saat ini dan tidak mungkin bisa menjamin adik saya sekolah sampai saat ini juga. Oleh karena itu saya sangat bersyukur karena ada ajang yang namanya OSN.
       Saya juga setuju kalau sebaiknya biaya yang dikeluarkan sebagian dialokasikan untuk hal lain yang lebih baik seperti memperbaiki fasilitas pendidikan. Tapi.... Setahu saya, di APBN itu sudah ada bagiannya sendiri untuk pembangunan fasilitas pendidikan dan semacamnya. Kalau fasilitas pendidikan yang sekarang tidak memadai, pertanyaannya "kemana uang itu?". Kemungkinan dikorupsi kan? Lalu kalau dana OSN dialokasikan kesana, terus nasib dana yang seharusnya jadi bagian pembangunan itu bagaimana nasibnya? Apa dibiarkan dikorupsi saja? Jadi lebih baik mengurangi dana yang sudah jelas tujuannya dan membiarkan korupsi berlanjut atau usut tuntas kemana uang-uang itu?
Tapi ya benar juga memang, secara umum saya setuju agar dananya agak sedikit dikurangi karena menurut saya juga ada yang agak berlebihan. Tapi bukan berarti saya merelakan kasus 'hilangnya' anggaran pembangunan.
       Di post itu juga disebutkan bahwa para pemenang OSN lebih mudah diterima di luar negeri daripada di PTN dalam negeri. Nah itu dia. Untuk orang-orang dengan kasus seperti saya yaitu ekonomi sulit, pasti memilih ke luar negeri lah ya. Beasiswa banyak, dapat tunjangan pula. Itu kembali lagi ke biaya untuk pendidikan. Pengeluaran besar itu resiko. Kalau memang mau bangsanya terpelajar, itu memang butuh biaya banyak. Mana ada orang mau jadi pengusaha sukses tanpa keluar modal banyak? Itu semacam hukum aksi-reaksi. PTN-PTN sebaiknya juga cari cara lah agar si 'bibit-bibit cemerlang' tadi tidak keluar kemana-mana. Buat mereka agar bisa lebih nyaman belajar di negerinya sendiri.. Saya pribadi, punya medali OSN. Tapi buktinya masuk perguruan tinggi pun susah. Tahun-tahun sebelumnya jalur olimpiade masih ada, tapi giliran saya, itu dihapus. Otomatis saya kelabakan dong? Saya harus ikut ujian yang sama seperti siswa-siswa lain, padahal semasa SMA saya mengfokuskan diri ke olimpiade agar saya dipermudah untuk mendaftar PT. Tapi ternyata, perjuangan sekian tahun itu seakan sia-sia. Kalau begini caranya, siapa yang tidak berminat lari ke luar negeri? (ini saran, kelanjutannya terserah yang berkuasa)
       Ada lagi yang menyinggung bahwa media terlalu berlebihan menanggapi bahwa pemberitaan media terlalu bombastis jika ada wakil Indonesia mendapat medali emas olimpiade internasional, seakan Indonesia begitu hebatnya. Padahal ia hanya satu orang dari 50 orang peraih medali emas tingkat Internasional. Ya bagaiman tidak? Kita tahu sendiri masih jutaan orang Indonesia yang bahkan tidak bisa membaca. Dibandingkan dengan peraih emas Internasional? Ya jelas beda lah ya. Sekalipun dia hanya 1 dari 50. Menurut saya itu tetap hebat, memandang saingan berat seperti USA, China, Rusia, dll. Andaikan itu memang tidak hebat, saya lebih pro dengan media. (maaf kalau ada yang keberatan) Kenapa? Saya tahu rasanya berada dalam keadaan down. Agar bisa maju dan bangkit, orang butuh pujian, sanjungan dan harapan-harapan. Istilah kasarnya 'dibuat sombong' lah, bukan untuk menjadi sombong beneran tapi hanya untuk mengangkat. Anak desa aja juga tahu kalau untuk menerbangkan layang-layang kita harus mengangkatnya tinggi-tinggi dan melemparnya ke udara. Itu analoginya.. Lagipula, apa tidak miris melihat berita yang kita tonton tiap hari isinya kriminal dan tuntutan untuk pemerintah? Media berpengaruh besar menghasut kita agar berpandangan bahwa Indonesia negara yang tidak aman dan pemerintahannya tidak bisa diandalkan. Lalu apa salahnya kalau media juga menghasut kita agar berpandangan bahwa Indonesia bangsa yang berpotensi dan punya peluang besar untuk maju. Toh dengan itu, rakyat bisa lebih optimis memandang nasib bangsanya (sepanjang tidak menimbulkan kesombongan). Sekali-kali lah ya media berperan bagus sedikit, jangan jelek-jelek terus.
       Yah, itu saja sih yang ingin aku sampaikan. Bukan berarti keberjalanan OSN sudah sangat baik, saya tahu pasti ada negatifnya dari kegiatan itu. Tapi jika sedikit diperbaiki bukankah OSN bisa menjadi sarana memajukan pendidikan di Indonesia? Sekalipun bukan kolektif, saya percaya semua anak OSN berharap Indonesia cerdas secara menyeluruh dan tidak keberatan juga untuk mengabdi bagi bangsanya sendiri asalkan mereka diberi kepercayaan.. Sekali lagi, ini hanya opiniku, maaf untuk yang merasa keberatan. Terima kasih.

0 komentar: