Laman

Kamis, 19 April 2012

Semua Itu Anugerah

       Hari ini aku ingin sedikit bercerita tentang sesuatu yang bisa aku sebut 'keberhasilan' untuk diriku sendiri.. Jika kalian membaca posting sebelum ini, kalian mungkin bisa menebak apa yang aku maksud. Keberhasilan apa itu? Keberhasilan memandang segalanya sebagai anugerah. :)

       Kenapa sih tiba-tiba aku berceloteh tentang kalimat yang dibold di atas? Mmmm.. Sebenarnya dari awal minggu ini aku sedang merasa berada di titik jenuhku. Rasanya seperti semuanya begitu berat. Kuliah berat, materi banyak dan butuh waktu lama untukku memahaminya, tugas-tugas datang bersusul-susulan, kuis juga ikut mewarnai hari, belum lagi minggu depan sudah mulai bulan UTS II dan UAS. Unit juga sedang sibuk-sibuknya karena sekarang bahkan sudah H-3 pagelaran, terlalu sering pulang malam membuat badanku menjadi agak kurang bersahabat denganku. Urusan-urusan kecil lain terutama yang berbau sosial tambah membuat mood bergejolak. Masalah pertemanan dan sebagainya cenderung menjadi rumit dan tidak jarang menyebabkan kegalauan-kegalauan yang semakin membumbui perasaan 'terbebani akan semua' ini..

     Tapi akhirnya aku sadar sendiri.. Hari itu hari Selasa,3 hari yang lalu, sesuai jadwal mahasiswa TPB jam 11 hingga jam 2 siang adalah saat istirahat untuk kami. Di saat itulah aku merasakan titik jenuh itu. Kemudian aku mecoba merenung.. Dan sewajarnya manusia, ketika ia merasa down dan butuh pertolongan, saat itulah ia akan diam dan mengingat penciptanya. Begitu pula denganku (maafkan hamba, ya Allah).. Dan tentu saja sudah dapat ditebak hal positif apa yang dapat diperoleh. Dari perenungan itu, rasanya otak menjadi kembali bekerja, kembali  berpikir dengan jernih seperti seharusnya. Hati merasa lebih tenang dan mengambil hikmah dari hal-hal yang telah dialami itu terasa sangat mudah. Sejalan dengan itu, pandangan seakan terbuka dan semua mulai bisa kuterima sebagai anugerah. Senyum yang berhari-hari ini sulit untuk kusinggingkan, dengan ringannya muncul mewarnai wajah. Aku berhasil. Berhasil melewati masa sendu ini dan bangkit. Sebab itulah muncul posting sebelum ini. Itu tulisanku di ruang 9127 GKU Barat, di kelas SAS pada pukul 14.03 yang kemudian aku repost disini.

       Lalu apa hanya sebatas itu yang Dian sebut sebagai keberhasilan? Banyak sebenarnya, tapi disini aku hanya ingin menitikberatkan ke salah satu kejadian saja.

       Minggu lalu, aku mengikuti seleksi ONMIPA tingkat wilayah. Sebenarnya i'm so lucky bisa lolos menjadi peserta dari ITB. Karena persiapanku saat itu sangat kurang. Tapi mungkin karena harapanku yang terlalu besar maka Dia meloloskanku (Allah sungguh baik :)) Berbeda dengan seleksi sebelumnya, entah mengapa harapanku tidak sebesar itu. Ya kalau dibilang ingin lolos, itu jelas, tapi rasanya hati tidak sepemikiran. Dulu, tiap aku menginginkan sesuatu dan aku berhasil melakukannya, itu karena aku yakin dan hatiku selalu  'bilang iya' (mungkin karena ini aku setuju dengan quotes :"Ikuti kata hatimu"). Tapi itu berbeda dengan yang kali ini. Aku sudah berusaha belajar semampuku, tapi karena tuntutan unit dan kuliah (tambah lagi aku masih anak tingkat 1 yang belum terbiasa), belajarku jauh dari kata cukup. Dasar-dasar pu aku tidak menguasai. Tapi tak apalah itu sudah usaha yang paling keras, membagi waktu untukku itu sulit T.T Seleksi berlalu, dan hari ini hasil diumumkan. Lagi-lagi, tidak seperti biasanya, tidak ada rasa deg-degan saat aku membuka pengumuman. Tidak ada pula rasa kecewa saat mengetahui tidak ada namaku di daftar itu. Aneh. Dulu, saat aku tidak berhasil mencapai apa yang aku inginkan, aku akan dilanda rasa kecewa berat dan menyesali diri karena tidak maksimal. Yah, mungkin alasan kembali ke yang tadi. Ini masalah hati, tentang sreg atau tidaknya hati ini dengan apa yang aku lakukan. Aku justru bisa tersenyum melihat nama teman-teman terpampang tanpa ada namaku. Kemudian aku berpikir, sepertinya ini makna dari memandang semua sebagai anugrah. Aku bisa sekesar ikut pun itu sangat alhamdulillah. Aku sudah mendapatkan pengalaman dan teman yang hebat. Apa itu kurang? Lagipula, mungkin Allah memberi ini karena ada tujuan lain. Minggu depan UTS II dimulai, untuk seseorang yang susah membagi waktu sepertiku, pasti nanti hasil UTS akan terbengkalai. Selain itu, Dia juga tahu sejauh apa kemampuanku. Kalaupun aku berusaha menguasai materi, itu sama sekali tidak efektif dengan jangka waktu yang hanya sebulan. Andai aku lolos, mungkin aku justru mempermalukan alamamater, hahaha.. Karena itulah jalan ini yang dipilihkan untukku. Sekali lagi, aku tidak kecewa, teman. Bukankah itu hebat? Proses pendewasaan memang bermacam-macam, dengan ini aku merasa lebih dewasa, bisa menerima segalanya dengan ikhlas, tidak seperti dulu, yang justru kecewa, stres bahkan marah saat yang terjadi tidak sesuai harapan.

     Life is hard people said,  if you still keep your old character you won't be able to move. We need a change, just a little change, to be better than before. And trust me, you will see what's the meaning of success, you will see how beautiful your life is and you will see how lucky you are. :)

0 komentar: