Laman

Minggu, 18 Desember 2016

Alergi yang Aneh

Maaf ya, Desember sudah jalan setengah blognya baru diisi lagi.
Ngeblog via hp rempong soalnya. Nulisnya lama, koneksinya juga suka tiba-tiba muncul tiba-tiba hilang (omahmu ndeso og, nduk).
Kalau pakai laptop boros kuota, hahaha, ribet amat hidup saya.
Lagian kemarin-kemarin masih sibuk ngurus sesuatu (yang sayangnya tidak berujung indah-- asa mirip lirik lagu).

Oiya, ceritanya, sejak berminggu-minggu-minggu lalu (lupa berapa minggunya) saya mengalami gejala gatal-gatal mirip alergi.
Jadi di kaki saya tiba-tiba muncul bintik-bintik merah, seringnya disertai gatal. Tidak hanya bintik merah tapi juga bengkak.

Pertama kali mulai seperti ini, saya olesi saja kaki saya dengan sumcream atau minyak kayu putih.
Dalam 3 hari akhirnya hilang sendiri.
Sekitar seminggu kemudian kumat lagi, saya lakukan hal yang sama dan hilang lagi.
Saya pikir mungkin kasur saya kurang bersih, jadi saya langsung bersih-bersih kamar sebersih-bersihnya.
Eh, beberapa hari kemudian masih muncul lagi. Dan saya mulai bingung.
Akhirnya saya mencoba meredakannya dengan obat-obat antihistamin, biasanya 2 hari sudah mendingan.

Yang paling parah terjadi 2 minggu yang lalu.
Ceritanya saya mau nutor olimp di kebumen, tapi saya harus ke Bandung dulu sehari sebelumnya.
Akhirnya saya berangkat Senin malam dari rumah menuju Bandung, lalu Selasa sorenya langsung naik kereta ke Kebumen.
Senin pagi, sebelum berangkat, bintik-bintik merah muncul sedikit di kaki saya, karena sedikit,saya biarkan saja paling nanti hilang sendiri. Pergilah saya ke Bandung dengan santainya.
Sampai di Bandung, saya mulai kesulitan berjalan, kaki rasanya sakit.
Setelah mulai siang saya baru sadar kalau kaki saya bengkak parah.
Tapi karena saya harus bolak-balik kemana-mana, saya tidak sempat mengobati maupun memperhatikan kaki saya.
Sampai pada akhirnya, ketika saya menunggu kereta, di toilet stasiun, saya kaget sendiri melihat kaki saya.
Kaki saya bengkak dan penuh bintik-bintik merah dari bawah lutut sampai telapak kaki.
Luar biasa, pantesan sakit banget buat jalan.
Untungnya alas kaki saya agak tinggi, jadi telapak kaki saya yang bengkak tidak langsung jadi tumpuan, jadi masih bisa jalan walaupun sakit.

Saya sengaja tidak cari klinik atau semacamnya, repot euy, apalagi kalau sampai ketinggalan kereta.
Saya terpaksa menahan sakit sampai tujuan.
Setidaknya di penginapan nanti saya bisa rebahan dan memijat-mijat kaki tanpa malu dilihat orang (taunya sampai di penginapan malah tidak bisa berdiri tegak karena alas kakinya dicopot, hahaha).
Saya hanya mengandalkan hot-in-cream yang dibeli di indom*rt sebelah penginapan, untuk dibalurkan di kaki dan bantal yang ditumpuk untuk menyangga kaki saya.
Setelah sehari semalam, bintik-bintiknya hilang lagi, sedangkan bengkaknya awet sampai 3 malam.

Saya tidak tahu apa yang bermasalah dengan saya. Kalau alergi, alergi apa, orang nggak makan aneh-aneh.
Seingat saya, saya pernah punya alergi dingin, tapi itu sudah sangat lama dan tidak pernah kambuh.
Kalaupun kambuh, gatal-gatalnya tidak seperti ini. 
Kalau alergi karena bahan pakaian, rasanya tidak mungkin, orang pakaiannya juga yang biasa dipakai 3 tahun terakhir.
Kalau bengkak yang super besar itu, dugaan saya karena duduk terlalu lama jadi aliran darahnya kurang lancar (tapi biasanya naik bis malam juga ngga kenapa-napa).
Bintik merahnya itu yang masih tanda tanya. Ada yang bisa menjawab pertanyaan saya ini? ini bukan kuis ya, saya tidak menyediakan hadiah selain ucapan terimakasih soalnya.

Btw, jangan suruh saya ke dokter.
I know it sounds silly, tapi saya benar-benar tidak suka berobat ke dokter.
Apalagi setelah pengobatan saya selesai, rasanya saya tidak mau lagi ketemu dokter dan bau obat-obatan yang menyengat.
I just don't like it. Sesederhana itu dan sekonyol itu.

Well, kejadian ini terulang kembali 2 hari yang lalu karena saya bepergian lagi via bis malam.
Untungnya kali ini saya bersama kakak saya, jadi kalau saya kesusahan jalan, ada ada yang memegangi, hahaha, koyo wong tuwo tenan rasane.
Sampai detik ini pun bengkaknya masih belum kempes dengan sempurna.
Semoga saja kaki ini mau berdamai ya sama saya, biar bisa mbolang dengan aman sentosa damai sejahtera dan bahagia (apasih).

Ngomong-ngomong soal kaki, bapak juga sedang bermasalah kakinya.
Tadi malam bapak jatuh dari motor, saat narik ojek. Padahal itu baru penumpang pertama.
 Kok bisa orang sehati-hati bapak sampai jatuh?
Biang keroknya adalah rok. Iya, rok.
Jadi tadi malam penumpangnya pakai rok panjang, mungkin si ibunya lupa pegangin roknya, makanya keserimpet di roda, dan motor seketika berhenti (tuh, makanya saya males banget pake rok panjang, apalagi berbahaya kaya gini).
Untung kecepatannya ngga tinggi, jadi pas jatuh lukanya ngga parah.
Sehabis itu bapak langsung pulang dengan motornya yang bentuknya sudah jadi aneh.
Kaki-tangan bapak juga lecet berdarah-darah.
Duh, Gusti, orang cari nafkah tu ada aja ya cobaannya..
Sudah diobati sih tadi malam, tapi tetap aja, ngga kuat euy kalau lhiat bapak luka.
Semoga cepet sembuh ya, bapake.

0 komentar: