Laman

Minggu, 12 Juni 2016

6 Bulan Yang ... (2)

Akhir tahun aku pulang ke rumah. Di rumah, baru deh mulai minum obat. Aku tidak memeriksakan diri ke dokter karena masih yakin batuknya batuk biasa dan bisa sembuh dengan obat biasa. Keluhan tambahannya sih, badan rasanya pegal semua. Aku pikir mungkin karena pas pulang kebanyakan bawaan. Ya namanya juga nyicil biar pas pulang kampung beneran barangnya nggak banyak-banyak banget. Hahaha.

Tahun berikutnya (ciye ganti tahun, jadi 2016, happy new year), minggu kedua Januari aku kembali lagi ke Bandung karena rutinitas sebagai tutor kalkulus maupun olim masih terus berjalan. Jadi, mbak tutor ini harus kembali merantau.
2 hari sebelum kembali ke Bandung untungnya aku sempat pijat dulu ke teman pakdhe-ku jadi badan agak enakan.

Aku berangkat hari Kamis sore. Kali ini aku tidak sendirian. Ibu ikut. 2-3 hari mau main di Bandung. Pengen jalan-jalan ke Pasar Baru katanya (dasar ibu-ibu).
Di hari Sabtu, aku bangun pagi-pagi karena harus bersiap berangkat nutor olim. Pagi itu aku demam, menggigil dan gemetar sampai-sampai ibu sempat menyuruhku tetap di rumah. Tapi mana bisa? Mana ada tutor yang bisa menggantikan kalau semendadak ini? Akhirnya aku tetap berangkat, dengan jaket dan kaos kaki tebal, meninggalkan ibu sendirian, seharian.
Alhamdulillah hari itu aku tidak apa-apa dan kegiatan belajar juga berjalan lancar. Sorenya, hujan turun deras. Tol macet. Aku sampai di kosan kehujanan. Alhasil demam lagi dan aku langsung beristirahat sambil dijaga ibu.
Malamnya, bapak menelepon. Ibu menceritakan kondisiku. Bapak pun meminta ibu untuk menunda kepulangan dan menjagaku di Bandung. Nanti saat waktunya cukup luang ibu bisa membawaku pulang untuk diperiksakan di rumah, agar kondisiku bisa dipantau oleh keluarga. Karena jadwal nutor olim minggu itu cukup padat jadi aku baru bisa pulang seminggu kemudian. Ibu pun menjagaku selama sekitar 10 hari di kosan.

Ada ibu rasanya berbeda.
Makan lebih teratur.
Tidur juga teratur.
Kalau batuk ada yang ngelus-elusin punggung.
Kalau demam ada yang pegangin tangan waktu tidur.
Kalau muntah ada yang ribet ngambilin tisu dan kresek plastik.
Kalau tengah malam ada yang solat terus nangis di sebelah kasur. Katanya kasihan lihat anaknya kayak gini.
Aduh, ibu mah bikin terharu.

Seminggu kemudian aku pulang bersama ibu. Hanya membawa satu ransel dan tas tenteng. Laptop pun ditinggal karena aku pikir 2-3 hari kemudian aku sudah di Bandung lagi. Ternyata salah. Aku akhirnya harus menetap di rumah selama 2-3 bulan bukan 2-3 hari.

*bersambung*

0 komentar: