Laman

Sabtu, 18 Februari 2012

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

       Seperti janji saya pada tulisan yang sebelumnya (saya juga lupa yang mana), saya ingin sedikit berceloteh tentang buku yang pernah saya baca, terutama buku prodagri (produk dalam negri) yang temanya.. (ehem, tau lah yaa.. C.I.N.T.A.--> d'Bagindaz, hahahaha)
       Buku ini berjudul "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin", diterbitkan tahun 2009. Pengarangnya Om Darwis alias Tere-Liye. Cerita yang diangkat dalam buku ini adalah tentang 2 anak miskin (kakak-beradik), Tania dan Dede namanya, yang bekerja sehari-hari sebagai pengamen. Tapi kehidupan mulai membaik setelah mereka bertemu dewa penolong mereka , Danar. Pertemuan yang bermula dari peristiwa sepele tapi berujung cerita kompleks. Mereka bertemu di sebuah bus. Saat itu, Danar pulang bekerja (ia adalah sorang pengarang buku), kemudian masuklah Dede dan Tania mengamen. Tapi malang nasib, kaki Tania tertusuk paku di lantai bus dan dengan tangkas Danar membantunya. Ia mengantarkan kakak-beradik itu pulang dan kemudian datang di hari-hari selanjutnya untuk menengok mereka berdua juga ibu mereka. Ia datang untuk bercengkerama dengan keluarga itu di bawah pohon linden depan rumah mereka. Hari berlanjut, Danar membantu kehidupan ekonomi mereka sehingga akhirnya Dede dan Tania bisa bersekolah lagi.
       Karena sikapnya yang terlalu baik ini, muncullah rasa lain dalam hati Tania. Walaupun ia masih anak bau kencur saat itu, tapi rasa itu tetap tumbuh hingga ia dewasa. Bagian yang membuat saya terharu adalah saat Ibu Tania meninggal. Kalimat yang beliau ucapkan pada Tania adalah agar Tania berjanji untuk tidak menangis sekeras apapun kehidupan yang ia hadapi, kecuali untuknya. Sang ibu tidak secara spesifik menyatakan siapa yang ia maksud dengan 'nya', tapi Tania jelas mengerti. Hidup terus berlanjut, Danar ternyata memiliki seorang pacar dan itu membuat Tania merasa agak sakit hati. Tapi Tania tetap memperlakukan Danar sebagaimana mestinya, sebagai seorang kakak. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas. Hingga ia akhirnya mendapat beasiswa untuk bersekolah di negeri seberang, Singkat kata, suatu ketika Dede dan Danar mengunjungi Tania. Danar membawakan hadiah untuknya, sebuah liontin yang membuat Tania merasa istimewa. Tapi, tentu saja Tania tahu Danar tidak mungkin jatuh cinta padanya. Cerita menjadi semakin kompleks saat Danar akan menikah dengan pacarnya. Tania bersikeras tidak mau pulang ke Indonesia dengan alasan ia sibuk kuliah. Tania tidak tahu apa imbas dari perbuatannya ini. Danar berubah setelah pernikahan itu. Bahkan istrinya pun tidak mengerti mengapa Danar menjadi seperti ini. Namun perlahan rahasia-rahasia terbongkar. Dede menceritakan kepada kakaknya bagaimana perilaku Danar dari Tania pergi hingga setelah ia menikah. Dede menceritakan apa pun yang ia tahu, tentang iontin yang Danar berikan, tentang perilaku Dana yang aneh saat mengunjungi Tania, bahkan tentang cerita yang ditulis Danar yang menggunjang-ganjingkan perasaan Tania. Cerita yang tak pernah selesai. Cerita "Cinta Daun Linden"... Buku ini sad-ending, ceritanya menyakitkan, menyesakkan dada. Tapi ya, disitulah kelebihannya.
       Saya tidak bisa menceritakn semuanya dengan detail, karena saya juga lupa bagaimana tepatnya cerita itu (maklum saya membacanya sudah hampir 3 tahun yang lalu). Om Darwis saya akui jempol tentang kemampuannya mengolah alur cerita dan membuat perasaan pembaca terombang-ambing. Mungkin jika Anda membaca tulisan saya, cerita ini terasa basi. Tapi jika Anda membaca langsung dijamin tidak. Walaupun ceritanya pahit, banyak hal yang dapat dipetik dari sana..
  • Cinta bisa datang kepada siapa saja, sekali pun itu pengarang buku terkenal dengan seorang pengamen kecil dan dekil. Jika memang perasaan itu ada, jangan diingkari, daripada sakit pada akhirnya.
  • Semua orang menginginkan kepastian. Jadi, pastikanlah hal itu daripada Anda hanya menebak-nebak.
  • Jangan pikir, lari adalah cara terbaik menyelesaikan masalah, biasanya itu justru memperburuk keadaan.
  • and so on...
       Saya rekomendasikan buku ini terutama bagi penggemar novel roman. Bukunya tipis kok (dibandingkan novel pada umumnya), jadi jangan khawatir akan memakan waktu lama membacanya. Terima kasih.. :)

0 komentar: